JAKARTA- Harga komoditas emas tahun ini diproyeksikan dapat melanjutkan tren positif seperti tahun lalu. Dewan Emas Dunia atau World Gold Council (WGC), organisasi pengembangan pasar khusus industri emas, dalam risetnya bertitel Outlook 2017: Global Economic Trends & Their Impact on Gold menyebut enam faktor yang bisa mendorong peningkatan harga emas.

Adapun ke enam faktor pemicu kenaikan harga emas tersebut adalah sebagai berikut. Pertama, meningkatnya risiko geopolitik (heightened political and geopolitical risks). Kedua, depresiasi sejumlah mata uang dunia (currency depreciation). Ketiga, kenaikan ekspektasi inflasi (rising inflation expectations). Keempat, mengembangnya valuasi pasar saham (infalted stock market valuations). Kelima, pertumbuhan ekonomi Asia dalam jangka panjang (long-term Asian growth). Dan keenam, pembukaan pasar baru (opening of new markets).

Riset itu melibatkan sejumlah ekonom, seperti Jim O’Sullivan, Chief US Economist at High Frequency Economics; David Mann, ekonom Standard Chartered Bank; dan John Nugee, pengamat ekonomi dan geopolitik serta mantan Reserves Chief Manager Bank of England.

Para analis menilai sepanjang 2016 harga emas dalam dolar AS berhasil meningkat mendekati 10%. Bahkan dalam mata uang lain, harga naik melampaui persentase itu. Setelah memulai tahun baru 2017, muncul beberapa kekhawatiran kekuatan dolar AS dapat membatasi daya tarik emas. Kendati begitu, mereka yakin bahwa emas masih sangat relevan sebagai komponen portofolio strategis.

Menurut John Nugee, peningkatan risiko geopolitik mengemuka pada 2017 seiring dengan pemilihan umum di Perancis, Jerman, dan Belanda. Proses pemilu kali ini dibayangi dengan latar belakang soal kerusuhan warga akibat tidak meratanya kesejahteraan ekonomi. Proses negosiasi Inggris untuk keluar dari Uni Eropa masih berkembang menjelang pengaktifan Pasal 50 sebelum Maret 2017. Perekonomian Inggris masih mencoba bangkit, dan pound terus tertekan setelah peristiwa hard brexit.

Dari AS, ada harapan positif tentang beberapa proposal ekonomi Donald Trump dan timnya. Dolar AS pun meningkat signifikan setelah proses pemilu pada 9 November 2016. Namun, kemenangan Trump memunculkan ketidakpastian.

Menurut Jim O’Sullivan, risiko utama yang diantisipasi pasar ialah negosiasi perdagangan antara AS dengan negara lain. “Ada ketegangan di pasar terhadap pemerintahan baru AS. Emas akan mengambil keuntungan sebagai aset haven,” ujarnya seperti dikutip laporan WGC.

Pada penutupan perdagangan Jumat (13/1), harga emas spot naik 1,91 poin atau 0,16% menuju ke US$1.197,34 per troy ounce. Sementara itu, emas comex kontrak Februari 2017 menurun 3,6 poin atau 0,3% menjadi US$1.196,2 per troy ounce.

Volume perdagangan lebih rendah pada Jumat daripada Kamis karena para pedagang bersiap-siap meninggalkan pasar untuk liburan akhir pekan panjang. Para analis mencatat, emas mencapai tingkat resistensi teknis penting sehingga mengalami penurunan, meskipun dolar AS dan ekuitas AS lebih lemah.

Logam mulia mendapat sejumlah dukungan ketika laporan yang dirilis pada Jumat oleh Departemen Perdagangan AS menunjukkan penjualan ritel meningkat 0,6% selama Desember 2016, angka yang analis catat sedikit di bawah ekspektasi tetapi masih dalam kisaran ekspektasi.

Indeks dolar AS turun 0,28 persen menjadi 101,17 pada pukul 18.30 GMT. Indeks adalah ukuran dari dolar terhadap sekeranjang mata uang utama.

Emas dan dolar biasanya bergerak berlawanan arah, yang berarti jika dolar turun maka emas berjangka akan naik, karena emas yang diukur dengan dolar menjadi lebih murah bagi investor.

Para analis mencatat bahwa ketika ekuitas membukukan kerugian, logam mulia biasanya naik, karena investor mencari tempat yang aman. Sebaliknya ketika ekuitas AS membukukan keuntungan maka logam mulia biasanya turun.

Emas di bawah tekanan karena laporan yang dirilis oleh Departemen Tenaga Kerja AS pada Jumat menunjukkan indeks harga produsen meningkat 0,3% selama Desember, angka yang menurut analis bergerak ke arah yang benar. Angka ini sejalan dengan harapan dan kemungkinan hanya memberi tekanan ringan terhadap logam mulia. (DR)