JAKARTA– PT Pertamina (Persero), badan usaha milik negara di sektor energi terintegrasi, menyiapkan Program Papua Satu Harga Bahan Bakar Minyak (BBM) Nasional. Sejumlah wilayah di Papua akan bisa mendapatkan BBM premium sama dengan harga secara nasional yakni Rp 6.450/liter, dan solar Rp 5.150/liter dengan menyediakan lembaga-lembaga penyalur seperti Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) atau Agen Penyalur Minyak dan Solar (APMS) di daerah-daerah tersebut.

Ahmad Bambang, Direktur Pemasaran dan Niaga Pertamina, mengatakan saat ini setidaknya ada sekitar delapan daerah di Papua yang harga BBM-nya jauh dari harga normal akibat tidak tersedianya lembaga penyalur tersebut. Wilayah tersebut adalah pegunungan Arfak di Papua Barat, Illaga di Kabupaten Puncak, Kabupaten Tolikora, Yahukimo, Nduga, Memberamo Tengah, Memberamo Jaya, dan Kab Intan Jaya. Daerah-daerah ini kerap sulit diakses baik via laut, sungai, darat maupun udara untuk tujuan pengiriman BBM.

“Harga BBM di delapan wilayah ini ada daerah yang Rp 20.000/liter, ada yang sampai Rp 60.000/liter, bahkan ada yang sampai Rp 100.000/liter,” ujarnya.

Menurut Bambang, Pertamina berinisiatif membuka beberapa Agen Premium Minyak dan Solar (APMS) yang akan membuat harga BBM sama dengan SPBU karena Pertamina akan menanggung ongkos angkut hingga lokasi APMS di manapun berada.

“Kami memberikan subsidi melalui efisiensi, ongkos angkut ke APMS. Bukan hanya ke Papua tapi juga di seluruh Indonesia. APMS itu harganya sama dengan SPBU untuk tahap pertama ini,” katanya.

Pertamina, lanjut Bambang, menyiapkan anggaran sekitar Rp 900 miliar untuk menyediakan Premium dan Solar karena kebutuhan BBM di Papua tidak begitu besar, hanya sekitar 5% dari kebutuhan nasional. Namun dengan kondisi geografis di Papua, membuat Pertamina selama ini sulit menjangkau wilayah-wilayah ini.

“Kami memberikan subsidi silang, keuntungan di wilayah-wilayah lainnya di Indonesia digunakan untuk mensubsidi ongkos angkut BBM di wilayah terdepan, terluar dan terpencil di Indonesia,” ujarnya.

Presiden Joko Widodo saat peresmian enam infrastruktur  kelistrikan untuk Provinsi Papua dan Papua Barat di Gardu Induk Waena, Sentani, Jayapura, Senin (17/10), menyatakan harapannya agar tidak ada lagi ketidakadilan harga BBM di Papua dengan daerah lainnya. Presiden menegaskan dirinya tidak bisa menerima kondisi seperti itu. “Kalau di barat harganya segitu, di sini (Papua) harusnya sama harganya,” kata Jokowi seperti dikutip Antara.

Jokowi dijadwalkan meresmikan program “Satu Harga BBM di Papua” di Dekai, Kabupaten Yahukimo, pada Selasa (18/10) ini. Selain meresmikan program satu harga, Presiden juga dijadwalkan meresmikan Bandar Udara Nop Goliat Dekai.

Presiden mengaku mendapat laporan dari Direktur Utama Pertamina Dwi Soetjipto jika harga BBM di Papua disamakan dengan daerah lain di wilayah barat maka BUMN minyak itu akan mengalami kerugian. “Cari jalan keluar, saya minta harganya kurang lebih sama seperti di Jawa,” tegasnya.

Presiden juga tidak ingin selisih harga tersebut ditutup dengan APBN, namun diambil keuntungan Pertamina sendiri dari disribusi daerah lainnya. (DR)