JAKARTA– PT Medco Energi Internasional Tbk (MEDC), emiten pertambangan minyak dan gas bumi yang didirikan oleh pengusaha nasional Arifin Panigoro, menyiapkan sedikitnya tujuh rencana kerja perseroan sepanjang tahun ini setelah mengempit laba bersih signifikan sepanjang 2016 sebesar US$ 184,75 juta, naik signifikan dari rugi bersih sebesar US$ 188 juta pada 2015. Peningkatan laba ditopang oleh kenaikan pendapatan dari US$ 575,27 juta menjadi US$ 600,35 juta. Di sisi lain, beban pokok penjualan turun dari US$ 217,29 juta menjadi US$ 250,57 juta.

Roberto Lorato, CEO mengatakan pada 2016 Medco Energi bisa melampaui target pencapaian di semua bidang. Perseroan mengakuisisi dua aset produksi strategis besar, terus maju dengan pelaksanaan pembangunan gas Aceh, mencapai tingkat produksi berjalan akhir tahun lebih dari 80 MBOEPD. Di sisi lain, perseroan juga menyesuaikan organisasi kami dan struktur biaya dan memberikan kinerja HSE yang sangat baik.

“Pada 2017 kami akan bertumpu pada pencapaian ini dan tetap disiplin dalam mengejar tujuan operasional dan keuangan,” ujar Lorato dalam keterbukaan informasi kepada Bursa Efek Indonesia.

Arifin Panigoro

Seiring dengan peningkatan kinerja yang sangat signifikan sepanjang tahun lalu, manajemen Medco Energi mendongkrak sejumlah proyeksi tahun ini. Berikut tujuh rencana kerja perusahaan yang disiapkan sepanjang 2017.

Pertama, peningkatan produksi migas di kisaran 75-80 MBOED, naik dibandingkan produksi migas 2016 sebesar 66 MBOEPD atau 55 MBOEPD pada 2015.

Kedua, biaya kas per unit akan tetap di bawah US$10 per BOE pada 2018 hingga 2020. Tahun lalu, biaya kas per unit US$ 8,8 per BOE dan US$ 12,3 per BOE pada 2015.

Ketiga, pengeboran di Blok South Natuna Sea untuk mengakses cadangan hidrokarbon yang belum dimanfaatkan.

Keempat, pengembangan gas Aceh akan dilanjutkan dengan pengeboran di kuartal kedua.

Kelima, produksi listrik melalui anak usaha, PT Medco Power, akan berada di kisaran 2,1 – 2,2GWh. Posisi tahun lalu produksi listrik sebear 1,7 GW dan 1,3 GW pada 2015.

Keenam, produksi PT Amman Mineral Nusa Tenggara (AMNT) akan sebesar 300-310 juta pound untuk tembaga, 400-420 ribu ounce untuk emas. Pada 2016, produksi Amman Mineral dari tambang Batu Hijau di Sumbawa Barat, Nusa Tenggara Barat sebear 477 juta pound tembaga dan 798 ribu ounce emas.

Ketujuh, Amman Mineral akan menyelesaikan studi kelayakan pabrik pemurnian dan pengolahan (smelter) dan menjalankan rencana penambangan yang baru. (DR)