JAKARTA – Pemerintah mengincar penambahan produksi dari berbagai sumur minyak mature atau yang berusia tua dan sudah ditinggalkan kontraktor. Balitbang Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) sudah menyiapkan strategi khusus yang akan melibatkan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) maupun mitra lainnya.

Sutijastoto, Kepala Badan Litbang Kementerian ESDM, mengatakan rencana tersebut dijalankan dengan pertimbangan banyaknya laporan adanya lapangan migas yang tidak diproduksi dengan optimal. Nantinya berbagai sumur kecil tersebut akan dikelola dengan sistem klaster.

“Minyak kalau klaster walaupun kecil-kecil kalau produksi 1-2 sumur itu kecil tapi kalau dikelompokkan kami bisa menghasilkan produksi minyak lima ribu barel per hari (bph),” kata Sutijastoto kepada Dunia Energi, Kamis (18/1).

Balitbang memproyeksikan jika diproduksikan sesuai dengan rencana maka penambahan produksi dari sumur-sumur kecil dan tua itu bisa bertahan dalam beberapa tahun ke depan. “Selama 5-7 tahun itu bisa dimanfaatkan bisa untuk kilang kecil,” kata dia.

Sutijastoto mengatakan sudah ada 8-10 klaster yang terdata dan siap dikembangkan, sebagian juga terdapat di Indonesia bagian timur. Nantinya produksi tambahan dari lapangan minyak tua tersebut bisa dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan kilang-kilang mini.

“Kilang kecil modelnya modular bisa pindah-pindah. Ada 8-10 kluster kalau kami bisa ajak mitra yang kelola upstream dan kilang,” tukas dia.

Selain itu, kombinasi produksi lapangan tua yang diintegrasikan dengan kilang mini tersebut juga dapat dimanfaatkan untuk sektor lain, seperti untuk memenuhi kebutuhan pabrik smelter.

Sutijastoto mencontohkan minyak untuk pembakaran alternatif bagi pabrik smelter karena harus stabil. “Ini ada market, kalau market berkembang kilang kan jadi ekonomis,” tandasnya.(RI)