Sumsel.- Eskalasi pencurian minyak mentah milik Pertamina EP di Sumatera Selatan dintengarai meningkat. Para begundal semakin berani dan terang-terangaan. Mereka menggunakan modus baru mengirimkan minyak hasil curian ke daerah tujuan. Jika sebelumnya mengunakan truk yang dimuat ke Fery, kini mereka menggunakan tongkang. Diyakini oprasi ini sudah menjadi sindikat dengan melibatkan oknum aparat
Modua baru ini terungkap setelah Direktorat Polisi Perairan (Ditpolair) Polda Sumatera Selatan menemukan tongkang berukuran 8×25 meter saat menggelar patroli rutin di perairan Borang, Sungai Musi, Kecamatan Banyuasin I, Kabupaten Banyuasin Senin lalu. Kapal yang bernama APN VIII itu ditemukan setengah karam. Kapal mengangkut sekitar 200 ton minyak mentah ilegal yang diduga akan dikirim ke Bangka Belitung.

Petugas pun menyergap tongkang itu. Namun, anak buah kapal telah pergi. Menurut Kasubditgakkum Polda Sumatra Selatan AKB Denny Haryadi, tidak ada tersangka dalam kasus tongkang tersebut. Tapi ini merupakan modus baru pengiriman minyak mentah ilegal. Selama ini pihaknya menangkap pengiriman menggunakan truk yang dimuat feri tujuan Bangka Belitung.

Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Susilo Siswoutomo mengatakan, aksi pencurian minyak sudah berlangsung untuk kurun waktu yang lama.Dia mengungkapkan, kegiatan ilegal tersebut dilaksanakan secara pribadi. Bahkan bermitra dengan pemangku kepentingan (stakeholders). Susilo menegaskan, pencuri minyak harus mendapatkan hukuman seberat-beratnya. Sehingga menimbulkan efek jera..

Pertamina EP sendiri tak tinggal diam untuk mengatasi pencurian minyak tersebut. Berbagai upaya terus dilakukan. Salah satunya dengan menggandeng TNI AD. Pencurian minyak ini sudah merugikan negara ratusan miliar rupiah.