JAKARTA – PT PLN (Persero) terus berupaya melakukan efisiensi dalam memproduksi energi listrik. Hal ini sebagai respon dari ketetapan pemerintah yang memutuskan tidak ada kenaikan tarif dasar listrik hingga akhir tahun. Bahkan pemerintah memerintahkan PLN untuk mencari jalan keluar guna menurunkan harga.

Sarwono Sudarto, Direktur Keuangan PLN, mengatakan salah satu upaya efisiensi yang paling utama adalah dalam teknis produksi, misalnya performa produksi suatu pembangkit atau Nett Plant Heat Rate (NPHR).

“Artinya setiap input dari energi menghasilkan output yang lebih besar. Gampangnya satu liter bahan bakar 10 KWh, kalau kita efisiensi satu liter 11 KWh, kan berarti efisiensi. Itu sebagai salah satu contohnya,” kata Sarwono di Jakarta, Rabu (5/7).

Menurut Sarwono, dengan efisiensi tersebut bisa dijaga stabilitas harga, meskipun bahan baku energi seperti batu bara misalnya harganya naik.

“Semoga dengan efisiensi ini kita dapat mengendalikan harga. Sekian lama sudah harga listrik turun terus, bahkan dengan harga batu bara naik, hari ini tetap terkendali. Kenapa demikian? karena kami terus lakukan usaha efisiensi,” ungkap dia.

Pemerintah sebelumnya juga meminta PLN merevisi berbagai kontrak dengan produsen listrik swasta (Independent Power Producer/IPP), sehingga mendapatkan harga jual beli listrik yang lebih kompetitif.

Ignasius Jonan, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menegaskan investasi yang dilakukan, baik oleh PLN ataupun pihak swasta harus menghasilkan harga listrik yang fair. Apalagi tren harga listrik diyakini akan terus turun seiring perkembangan dan pertumbuhan berbagai sumber energi baru.

“Listrik ini ketersediannya cukup, tapi juga tarif listrik makin lama makin terjangkau. Karena kalau listrik tersedia banyak tapi tarif tidak terjangkau buat apa,” kata Jonan.(RI)