JAKARTA – Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menegaskan tidak akan mengendorkan upaya mengejar rasio elektrifikasi nasional, meskipun realisasi tahun lalu saja sudah melampaui target. Pada 2017, rasio elektrifikasi mencapai 94,91% atau sekitar 2% diatas target sebesar 92,75%.

Ignasius Jonan, Menteri ESDM, mengatakan andalan untuk meningkatkan target elektrifikasi adalah, pertama dengan meningkatkan pembangunan pembangkit listrik energi baru terbarukan (EBT) off grid atau komunal. Mulai 2018,  pembangunan pembangkit off grid akan dikerjakan langsung PT PLN (Persero). Hal ini agar upaya mengalirkan listrik ke wilayah yang belum menikmati listrik sesuai dengan rencana pengembangan jaringan PLN.

“Pertama banyak bangun pembangkit EBT yang independen, off grid banyak di daerah timur Indonesia,” kata Jonan  usai pemaparan dalam Journal of Contemporary Accounting and Economics Annual Symposium, Kuta, Bali, Kamis (11/1).

Pembangkit listrik off grid dinilai menjadi jawaban untuk melistriki wilayah pedalaman. Pasalnya, saat ini  PLN memiliki keterbatasan dalam membangun jaringan listrik di berbagai wilayah. Apalagi posisi penduduk Indonesia di wilayah tengah dan timur tersebar.

“Bayangkan satu desa ke desa lain jaraknya belasan kilometer kalau dibangun jaringan kapan selesainya. Ini rasio elektrifikasi berdasarkan penduduk, bukan area. Untuk itu bikin pembangkit listrik off grid,” ungkap Jonan.

Selain itu, keuntungan jika pembangkit off grid dibangun PLN adalah penghematan dari sisi Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN). Nantinya dana APBN tersebut bisa dialokasikan untuk program kelistrikan lainnya.

“APBN bisa bangun yang lain. lampu penerangan solar cell, lampu tenaga surya hemat energi yang tidak terjangkau PLN daerahnya,” kata dia.

Hingga 2019, pemerintah menargetkan total kapasitas pembangkit off grid yang dibangun PLN sebesar 180 megawatt (MW)

Cara kedua untuk meningkatkan rasio elektrifikasi adalah dengan mengoptimalkan penggunaan Lampu Tenaga Surya Hemat Energi (LTSHE) yang langsung dibagikan kepada masyarakat.

Menurut Jonan, ada sekitar 2.500 desa yang sama sekali belum dialiri listrik dan LTSHE merupakan salah satu solusinya. Kementerian ESDM bahkan menargetkan pembagian seluruh paket LTSHE bisa rampung pada tahun ini.

“Tahun lalu penyelesaian hampir 1.000 desa dipasang itu. Yang penting ada lampu sama buat charhe handphone. Tahun ini saya usahakan 1500. Ini kami  coba,” ungkap Jonan.

Jika mampu terealisasi seluruh rencana maka 2018 rasio elektrifikasi  diperkirakan sukses melampaui target pemerintah. “Tahun ini 95,15% tapi  yakin minimal 97,5% tercapai. Jadi 2019 saya mau 99,9% kan kalau target nasional 97,5%,” tandas Jonan.(RI)