KUALA SIMPANG– Sembilan anak perempuan, berusia sekitar empat hingga tujuh tahun, dengan gemulai membawakan salah satu tarian khas di Kabupaten Aceh Tamiang, Nanggroe Aceh Darussalam di Kampung Pusung Kapal, Kecamatan Seruway, Aceh Tamiang, Rabu (25/1) pagi. Selepas itu, seorang anak membawa nampan mendatangi Presiden Direktur Utama PT Pertamina EP Nanang Abdul Manaf, Komandan Kodim 0104 Aceh Timur Letkol (Inf) Amril Haris Isya Siregar, dan Kepala Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Nanggroe Aceh Darussalam Sapto Aji Prabowo. Beberapa lembar uang keras lima puluh ribuan dan seratus ribuan dimasukkan diletakkan di atas nampan oleh para pejabat tersebut.

Pementasan tarian adalah salah satu prosesi yang dilaksanakan dalam peresmian Rumah Informasi Tuntong Laut (Batagur borneoensis) yang dibangun di atas lahan seluas 143,6 m2 oleh Pertamina EP Asset I Field Rantau, unit usaha PT Pertamina EP, kontraktor kontrak kerja sama di bawah koordinasi dan supervisi SKK Migas. Pembangunan Rumah Informasi Tuntong Laut (RITL) adalah salah satu bentuk realisasi komitmen tinggi Pertamina EP untuk kegiatan pelestarian dan perlindungan keanekaragaman hayati.

Dunia-Energi sempat melihat suasana di dalam RITL. DI sana terdapat poster edukasi, video edukasi, serta penjelasan wawasan terkait pelestarian tuntong laut oleh Kelompok Sadar Wisata Pusung Kapal dan Yayasan Satucita Lestari Indonesia (SLI). Sejak 2013, Pertamina EP Asset I Field Rantau menjalin kerja sama dengan Yayasan SLI. Tahun ini, Pertamina EP Asset I Field Rantau bersama Kelompok Sadar Wisata Pusung Kapal dan Yayasan SLI telah melepasliarkan melepasliarkan sebanyak 1.204 anak tuntong.

Nanang Abdul Manaf, Presiden Direktur Pertamina EP, mengatakan RITL ditujukan sebagai sarana untuk memperoleh informasi tentang segala hal yang berkaitan dengan konservasi tuntong, dan juga sebagai wadah untuk meneliti lebih jauh tentang spesies yang hampir punah ini. Apalagi, populasi spesies tuntong laut saat ini terus turun dan hampir punah akibat kerusakan ekosistem mangrove yang menjadi habitatnya.

“Ini perlu upaya pencegahan, penanggulangan, dan pembatasan kerusakan yang disebabkan oleh manusia, alam, spesies invasif, hama dan penyakit,” ujarnya.

Menurut Nanang, upaya pelestarian spesies tuntong laut yang memiliki status sangat terancam punah (critically endangered) dalam daftar merah International Union for Conservation of Nature (IUCN) beserta ekosistemnya merupakan tanggung jawab dan kewajiban bersama pemerintah, swasta, dan masyarakat. Untuk melestarikan spesies Tuntong Laut, jelas dia, perlu dilakukan upaya pelestarian secara komprehensif, baik in-situ maupun ex-situ. Langkah yang bisa dilakukan antara lain pemantauan/monitoring dan peningkatan populasi, pengembangan dan peningkatan dan kapasitas sumber daya manusia.Upaya lainnya adalah perbaikan habitat, pemberdayaan masyarakat di sekitar habitat, pembangunan, perbaikan, dan pengembangan fasilitas pendukung yang bersifat sementara atau permanen.

“Ini menjadi komitmen kami Pertamina EP yang sudah kami rencanakan dalam program kerja aspek pelestarian dan perlindungan keanekaragaman hayati,” katanya.

 

Dirut Pertamina EP Nanang Abdul Manaf beserta tamu undangan 

Nanang juga mengapresiasi seluruh komitmen yang diberikan oleh masing-masing pihak, antara lain komitmen dari Yaysaan SLI sebagai LSM satu-satunya yang bergerak di bidang pelestarian konservasi dan ekosistem tuntong laut di Aceh Tamiang yang secara perlahan bisa mengubah kebiasaan masyarakat lokal yang pada awalnya memburu telur dan daging tuntong menjadi pejuang-pejuang yang menjaga kelestariannya.

Selain itu komitmen lainnya juga diwujudkan Pemerintah Kabupaten Aceh Tamiang dengan terbitnya Qanun No 3 Tahun 2016 tentang Perlindungan Spesies Tuntong Laut yang sangat didukung Pertamina EP agar kedepannya dapat menjadi landasan daerah-daerah lainnya untuk menetapkan peraturan-peraturan sejenis. “Kami juga mengucapkan terima kasih kepada BKSDA Aceh yang dari awal sudah sangat mendukung niat kami semua untuk bersama-sama melestarikan Tuntong Laut di bumi Serambi Mekah ini,” katanya.

Sapto Aji Prabowo, Kepala BKSDA Aceh, memuji kerja sama yang sangat baik Pertamina EP dan pemerintah daerah serta LSM dalam perlindungan dan pelestarian tuntong laut di Seruway, Aceh Tamiang. Dia berharap kerja sama tersebut terus berlanjut demi pengembangan sistem konservasi dan pemberdayaan, apalagi ke depan
kawasan Seruway bisa menjadi ekowisata, baik tuntong laut dan mangrove.

“Ini adalah konservasi era baru dimana fokus tidak hanya pada perlindungan spesies, tapi menjadikan masyarakat sebagai subjek dan melibatkan kolaborasi semua unsur masyarakat. Ke depan jadi solusi untuk menambah pendapatan masyarkat sekaligus untuk melakukan perlindungan,” ujar Sapto.

M Ilham Malik, Camat Seruway, Aceh Tamiang, mengatakan pemerintah daerah memberikan dukungan penuh kepada Pertamina EP dan semua pihak yang tetah membantu pelestarian dan perlindungan tunton laut di Kecamatan Seruway. Adanya Rumah Informasi Tuntong Laut akan mendorong warga dari daerah lain melihat dan belajar soal konservasi tuntong laut di daerah tersebut. “Orang akan menjadi mengenal daerah ini,” katanya.

Ilham berharap, kehadiran Rumah Informasi Tuntong dan rencana pengembangan konservasi tuntong di Seruway memberi dampak ekonomis bagi masyarakat sekitar. Apalagi Pusong Kapal akan menjadi kampung wisata. “Jaga kebersihan dan kerapihan agar orang-orang yang berwisata ke mari senang. Mulai dari yang dia lihat dan dia rasakan,” ujarnya. (DR)