Pertamina akan segera menjadi holding BUMN yang menaungi PGN yang akan menjadi subholding gas.

JAKARTA – Induk usaha (holding)  BUMN minyak dan gas akan segera terbentuk melalui peleburan PT Perusahaan Gas Negara (Persero)  Tbk ke dalam PT Pertamina (Persero). Seiring dengan itu revolusi struktur organisasi Pertamina dipastikan akan terjadi. Pertamina nantinya akan menjadi strategic holding yang menjadi induk dari beberapa subholding di bawahnya dan setiap subholding akan memiliki spesifikasi tersendiri dengan strategi yang spesifik.

Pertamina akan melakukan transformasi organisasi dengan membentuk empat subholding yang akan menaungi anak-anak usaha.

Nicke Widyawati, Direktur Sumber Daya Manusia (SDM) Pertamina, mengatakan seluruh anak usaha yang dimiliki Pertamina akan diintegrasikan ke dalam subholding yang terdiri dari subholding upstream atau hulu,  subholding pengolahan dan petrokimia

“Ketiga, subholding pemasaran atau retail dan keempat adalah subholding gas,” kata Nicke saat konferensi pers di Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Jakarta,  Selasa (23/1).

Pemerintah akan memprioritaskan pembentukan subholding gas terlebih dulu karena dianggap paling siap untuk segera diimplementasikan. “Ini yang akan terbentuk dengan masuknya PGN ke Pertamina Group. Ini cikal bakal subholding gas,” kata dia.

Meskipun menjadi prioritas pembentukan holding migas, masuknya PGN sebagai bagian dari Pertamina dipastikan tidak akan menganggu bisnis yang sedang berjalan dan dilakukan oleh masing-masing perusahaan. PGN rencananya akan diintegrasikan dengan PT Pertamina Gas (Pertagas) yang merupakan anak usaha Pertamina yang bergerak di sektor yang sama dengan PGN.

“Implementasinya bertahap. Kami tidak ingin mengganggu kegiatan usaha, karena seluruh perusahaan sudah berjalan. Ada customer yang dilayani, kami tidak ingin mengganggu itu,” ungkap Nicke.

Terdapat dua tim khusus yakni tim transaksi dan tim operasi yang kini mempersiapkan proses pembentukan holding migas. Untuk tim operasi bekerja menetapkan operasional saat nanti subholding terbentuk. Pemerintah menargetkan Maret 2018 adalah batas waktu untuk menentukan mekanisme yang tepat  mengintegrasikan PGN dan Pertagas.

“Tim operasi yang akan detailkan tahapannya. Kami sepakat final structurenya seperti itu,” kata Nicke.

Untuk tim transaksi bertugas melakukan kajian penentuan mekanisme integrasi PGN dan Pertagas. Restrukturisasi jangka panjang yang sedang dilakukan oleh Pertamina juga sudah memasukan skema pembentukan holding. “Kami sedang menyusun rencananya hingga 2050,” kata dia.

Data yang diperoleh Dunia Energi mengungkapkan strategi  masing-masing subholding nantinya. Untuk subholding upstream atau hulu ditargetkan mencapai produksi 2,2 juta barel oil equivalen per day (BOEPD)  dan laba bersih mencapai US$ 8,3 miliar pada 2025. Serta mampu berkontribusi 50% dari produksi migas domestik.

Subholding pengolahan dan petrokimia telah menyelesaikan enam kilang serta merealisasikan investasi mencapai US$ 20 miliar-US$25 miliar. Sementara untuk subholding pemasaran harus bisa mempertahankan pangsa  pasar 95% dari konsumsi nasional, baik BBM subsidi maupun nonsubsidi, membangun brand marketing yang kuat, terutama di pelumas dan petrokima.

Terakhir untuk subholding gas ditargetkan akan memiliki potensi market sebesar US$ 10 miliar, investasi sebesar US$ 3 miliar-US$4 miliar untuk proyek pembangunan pipa, mampu jalankan proyek onshore regasifikasi atau FSRU dan pembangkit listrik.

Fajar Harry Sampurno, Deputi Bidang Usaha Pertambangan, Industri Strategis, dan Media Kementerian BUMN, mengatakan mekanisme integrasi menjadi salah satu poin utama yang harus diputuskan setelah ada persetujuan secara formal mengenai pemindahan saham pemerintah pada PGN ke Pertamina. Holding migas diyakini bisa mewujudkan efisiensi, efektivitas, dan kemampuan untuk investasi di masa depan.

“Pertama, yang kami lakukan sekarang adalah integrasikan PGN ke Pertamina. Kami masih punya waktu untuk integrasikan Pertagas, kami harap Maret selesai. Pertamina sendiri sedang bergulir, sedang direstrukturisasi,” kata Fajar.(RI)