Pengembangan energi panas bumi.

JAKARTA – Penguasaan sumber daya manusia Indonesia di bidang panas bumi atau geothermal, dirasakan belum memadai untuk bersaing di pasar bisnis energi internasional. Lewat kerjasama antara PT Pertamina (Persero) dan University of Auckland, praktisi geothermal negeri ini berguru ke para pakar berkelas internasional dari Selandia Baru.

Kerjasama antara Pertamina dan University of Auckland, Selandia Baru itu ditandatangani di Jakarta, Jumat, 7 Desember 2012. Lewat kerjasama itu, Pertamina memberikan program pengembangan profesional bagi para insinyur panas bumi.

“University of Auckland dan Selandia Baru memiliki sejarah panjang dalam berbagi keahlian panas bumi dengan Indonesia. Para insinyur Selandia Baru dan Indonesia membangun pembangkit listrik panas bumi yang pertama pada tahun 1970-an di Indonesia. Saat itu, Geothermal Institue di University of Auckland telah memberikan pelatihan kepada lebih 160 insinyur Indonesia,” papar Dekan Fakultas Teknik University of Auckland Michael Davies, di Jakarta, Jumat , 7 Desember 2012.

Ia menerangkan, Geothermal Institute adalah sebuah lembaga yang aktif melakukan riset, pengembangan teknologi dan memberikan pendidikan serta pelatihan di bidang panas bumi.

Lebih dari 1.300 mahasiswa dari lebih dari 50 negara lulus telah dari Geothermal Institute, dengan kualifikasi tingkat dunia dalam bidang energi panas bumi. “Banyak alumni yang lulus dari Geothermal Institue sekarang menjadi para pemimpin di industri panas bumi,” tukasnya.

Kerjasama antara Pertamina dan Auckland University ini, merupakan kelanjutan dari sejumlah kerjasama yang telah dirintis Pemerintah Indonesia dan Pemerintah Selandia baru sebelumnya. Beberapa bulan yang lalu, tepatnya April 2012, Pemerintah Selandia Baru dan Pemerintah Indonesia telah menandatangani kerjasama bilateral pengembangan energi panas bumi dengan kapasitas 4 Gigawatt (GW) pada 2015.

Komisioner Perdagangan Selandia Baru di Indonesia, Tim Anderson mengatakan, Selandia Baru dikenal sebagai negara yang terbaik dalam bidang energi panas bumi. Selaindia Baru juga telah membantu Indonesia membangun pembangkit energi panas bumi pertamanya, beberapa dasawarsa lalu.

Kerja sama baru ini, ujarnya, mencerminkan bahwa para ahli energi Indonesia mempercayai Selandia Baru, sebagai tempat terbaik untuk melakukan pelatihan dan memperdalam pengetahuan tentang panas bumi.

Ia menambahkan, Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki cadangan panas bumi terbesar di dunia, dan merupakan produsen listrik panas bumi terbesar ketiga setelah Amerika Serikat dan Filipina.

Pertamina Geothermal Energy yang didirikan pada tahun 2006 sebagai anak perusahaan PT Pertamina (Persero), perusahaan BUMN terbesar di Indonesia yang meraih pendapatan senilai 70 miliar dolar pada 2011.

(CR-1 / duniaenergi@yahoo.co.id)