JAKARTA – Organisasi negara-negara eksportir minyak dunia (OPEC) secara resmi menerima pengaktifan kembali Indonesia. Hal ini dikukuhkan dalam Sidang OPEC ke168 yang dihadiri 12 negara anggota lainnya di Vienna, Austria, Jumat.

Sudirman Said, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), mengatakan bagi Indonesia, kembali aktif di OPEC akan memberikan banyak keuntungan, peluang direct deal pembelian crude dan produk bisa menghemat cukup signifikan. “Dan yang juga penting kita kembali berkumpul di panggung internasional, ini penting untuk mengundang investor masuk ke Indonesia,” ungkap Sudirman yang menjadi kepala delegasi Indonesia pada sidang tersebut.

Sejumlah pembelian langsung baik berupa produk dan crude sudah berlangsung, seperti dari Arab Saudi dan Kuwait. Menyusul dalam tahap penjajakan pembelian produk dari Iran, Nigeria, Qatar dan Uni emirat Arab.

Menurut Sudirman, dalam keterangan tertulisnya, bergabung Indonesia ke OPEC membuka peluang baru untuk mendapatkan blok-blok migas di negara-negara OPEC. Dalam jangka panjang, langkah inj dapat meningkatkan kepastian pasokan migas bagi kebutuhan dalam negeri.

Peranan OPEC dinilai banyak kalangan international memiliki peranan signifikan dalam mendorong pergerakan harga minyak dunia ke titik keseimbangan baru yang menguntungkan bagi perekonomian dunia.

Indonesia selaku produsen sekaligus pengimpor minyak bumi (baik mentah maupun produk) memilik peran unik dalam proses pengambilan keputusan di OPEC. Keterlibatan Indonesia dalam proses pengambilan keputusan dan kebijakan OPEC, diharapkan dapat menjaga kepentingan nasional.

Widhyawan Prawiraatmadja, Gubernur OPEC dari Indonesia, mengatakan Indonesia adalah negara dengan pertumbuhan kebutuhan energi yang cukup tinggi. Selain itu, bergabungnya Indonesia kembali ke OPEC merupakan bagian dari upaya menjamin kecukupan energi nasional.

“Kecukupan energi ini juga bagian dari membangun ketahanan energi, yang harus diikuti dengan pengembangan energi baru terbarukan secara sungguh-sungguh. Komitmen kita untuk mencapai 25% penggunaan energi terbarukan dari seleuruh kebutuhan energi harus dicapai dibtahun 2025,” ungkap Widhyawan.(RA)