PARIS – Presiden  Joko Widodo bersama dengan 147 kepala negara dan kepala pemerintahan menghadiri Pertemuan Para Pihak (Conference of Parties/COP) ke-21 Konvensi Kerangka Kerja PBB tentang Perubahan Iklim,  Senin (30/11) di Paris, Prancis. Pada hari pertama pelaksanaannya, lahir Misi Inovasi Pengembangan Energi Bersih Dunia yang dideklarasikan para kepala negara dan sejumlah pimpinan bisnis multinasional.

Deklarasi Misi Inovasi Pengembangan Energi Bersih Dunia ini adalah misi global yang dibuat untuk memastikan terjadinya transformasi dan proses diseminasi yang dapat mengubah dunia agar lebih lestari dan berkelanjutan, dengan pelibatan sektor swasta dan publik. Kesepakatan ini diharapkan dapat mempercepat penyebarluasan inovasi energi bersih sebagai upaya penting penanganan perubahan iklim. Percepatan dilakukan melalui berbagai inisiatif penyiapan energi bersih yang terjangkau, dapat diandalkan, dan dapat dinikmati oleh semua orang, sehingga meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan menjamin ketahanan energi.

“Indonesia telah melakukan berbagai langkah dalam menurunkan emisi. Di bidang energi, Indonesia melakukan pengalihan subsidi BBM ke sektor produktif dan supaya mencapai sekurang-kurangnya 23 persen kontribusi energi terbarukan dari total bauran energi nasional pada  2025, atau tiga kali lebih besar dari proporsi energi terbarukan Indonesia saat ini,” jelas Presiden Joko Widodo pada Sidang Pleno Forum Pemimpin COP 21.

Energi Surya

Pemanfaatan energi baru terbarukan tenaga surya.

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral, Sudirman Said menyatakan Indonesia adalah salah satu pemrakarsa Misi Inovasi. Hal ini sejalan dengan kebijakan pemerintah mempercepat pengembangan energi bersih dan terbarukan. Indonesia juga sedang mengembangkan sebuah pusat unggulan energi bersih untuk mendukung implementasi dari program-program energi bersih. “Pusat unggulan yang direncanakan akan mulai beroperasi pada  2016 ini akan berkontribusi pada pengembangan energi bersih di tingkat regional maupun global, melalui aktivitas pengonsolidasian pengetahuan, melakukan kegiatan penelitian, memfasilitasi investasi, dan mendukung pengembangan teknologi,” tuturnya.

Pengembangan Energi Bersih ini merupakan representasi dari 85 persen kekuatan pengembangan energi bersih dunia, baik dari sisi penelitian hingga investasi. Negara-negara yang dimaksud adalah Australia, Amerika Serikat, Brasil, Kanada, Chile, China, Denmark, Jerman, India, Indonesia, Italia, Inggris, Jepang, Meksiko, Norwegia, Perancis, Republik Korea, Saudi Arabia, Swedia dan Uni Emirat Arab. Salah satu tokoh bisnis terkemuka yang hadir adalah Bill Gates, mewakili 28 pebisnis multi-nasional yang tergabung dalam inisiatif Koalisi Terobosan Energi (Breakthrough Energy Coalition) – kelompok bisnis yang mendorong kemitraan antara pemerintah dan swasta dalam pengembangan penelitian dan investasi energi bersih di seluruh dunia.

Manfaat utama yang didapatkan oleh Indonesia sebagai salah satu pemrakarsa Misi Inovasi Energi Bersih Dunia adalah Indonesia terlibat secara proaktif dalam diplomasi internasional menentukan arah pengembangan energi dunia dan menjadi jembatan antara negara berkembang dan negara maju;  Memberikan berbagai kemudahan untuk mendapatkan akses terhadap teknologi energi bersih dari negara maju; dan Mendapatkan kemudahan dalam menjaring investasi energi bersih sebagai bagian upaya mewujudkan kedaulatan energi bangsa, termasuk melalui program listrik 35.000 MW.

Manfaat lainnyaadalah mendapatkan kemudahan akses informasi, penelitian, dan pengembangan energi bersih yang berguna bagi masyarakat dan khususnya generasi muda bangsa; dan Menjadikan Indonesia sebagai pusat pengembangan energi bersih di kawasan ASEAN dan sekitarnya melalui adanya pusat unggulan energi bersih yang saat ini dikembangkan di Bali.

Pasca COP 21 Paris, Indonesia akan menjadi tuan rumah bagi pelaksanaan pertemuan pertama Misi Inovasi Pengembangan Energi Bersih yang akan dilaksanakan di Bali pada 11-12 Februari 2016.(LH)