JAKARTA – PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG), perusahaan tambang batu bara yang tercatat di Bursa Efek Indonesia, berencana mengembangkan pembangkit listrik tenaga air (PLTA) di wilayah Kalimantan.

Yulius Kurniawan Gozali, Direktur Keuangan Indo Tambangraya, mengatakan perseroan saat ini tengah melakukan feasibility study (FS) untuk pengembangan PLTA tersebut.

“PLTA kapasitasnya di bawah 100 megawatt (MW), dan investasinya US$ 3 juta per MW. Semoga FS akhir tahun in selesai,” kata Yulius kepada Dunia Energi, belum lama ini.

Dia menambahkan, perseroan telah memutuskan untuk mundur menjadi peserta tender proyek pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) di Sumatera.

“Yang di Kalimantan kami juga tidak ikut, karena kan ternyata ada perubahan kebijakan menjadi PLTU Mulut Tambang,” kata Yulius.

Indo Tambangraya Megah yang 65,143% sahamnya dimiliki oleh Banpu Minerals (Singapore) Pte Ltd., menargetkan volume produksi batu bara tahun 2017 sebesar 25,5 juta ton, dengan volume penjualan 27 juta ton. Belanja modal (capital expenditure) perseroan tahun ini sebesar US$ 60,3 juta.

Sepanjang 2016, perseroan memproduksi 25,6 juta ton batu bara dengan total volume penjualan sebesar 26,7 juta ton. Sebanyak 6,7 juta ton dikapalkan ke China, Jepang 5,2 juta ton, Indonesia 3,7 juta ton, India 2,8 juta ton, Filipina 2,3 juta ton, Korea Selatan 1,5 juta ton, Thailand 2,2 juta ton, Italia 0,5 juta ton, Taiwan 0,9 juta ton, Malaysia 0,3 juta ton, pembeli lain 0,5 juta ton.

Yulius menekankan, ITMG tetap menargetkan kontribusi dari pembangkit listrik terhadap penerimaan perseroan akan mencapai 30%. “Untuk pembangkit listrik, porsi ITMG 70%, dan Banpu Power 30%,” tandas dia.(RA)