JAKARTA – PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG), anak usaha Banpu Plc, perusahaan tambang asal Thailand, menyiapkan anggaran sebesar US$ 200 juta untuk mengakuisisi perusahaan tambang batu bara di Kalimantan.

Yulius Kurniawan Gozali, Direktur Indo Tanbangraya, mengatakan saat ini perusahaan masih mengkaji tambang batu bara yang potensial. “Maksimal kita siapkan US$ 200 juta untuk dana akuisisi, kalau ternyata kebutuhannya lebih dari jumlah tersebut maka akan kita pinjam dari bank,” kata Yulius di Jakarta, Senin (17/7).

Dia menambahkan, rencananya perseroan akan mengakuisisi perusahaan pemegang Izin Usaha Pertambangan (IUP) batu bara yang sudah beroperasi dengan kapasitas produksi 60 juta-70 juta ton per tahun. “Kita cari yang medium rank, kalori batu baranya 5.000-6.000 kkal/kg,” tukas Yulius.

Indo Tambangraya menargetkan volume produksi batu bara tahun 2017 sebesar 25,5 juta ton, dengan volume penjualan 27 juta ton. Dari total target tahun ini, 61% di antaranya sudah terjual.

Yulius mengatakan, belanja modal (capital expenditure) tahun ini US$ 60,3 juta, dimana sebesar US$ 5,6 juta sudah terserap. Serapan belanja modal dialokasikan untuk pengembangan infrastruktur.

Sepanjang 2016, Indo Tambangraya Megah yang 65,143% sahamnya dimiliki oleh Banpu Minerals (Singapore) Ptr Ltd., memproduksi 25,6 juta ton batu bara dengan total volume penjualan sebesar 26,7 juta ton. Sebanyak 6,7 juta ton dikapalkan ke China, Jepang 5,2 juta ton, Indonesia 3,7 juta ton, India 2,8 juta ton, Filipina 2,3 juta ton, Korea Selatan 1,5 juta ton, Thailand 2,2 juta ton, Italia 0,5 juta ton, Taiwan 0,9 juta ton, Malaysia 0,3 juta ton, pembeli lain 0,5 juta ton.

Total produksi batu bara tahun lalu berasal dari sejumlah anak perusahaan yakni PT Indominco Mandiri 15,5 juta ton, PT Trubaindo Coal Mining 5,8 juta ton, PT Jorong Barutama Greston 1 juta ton, PT Kitadin-Embalut 0,8 juta ton, PT Bharinto Ekatama 2,6 juta ton.

Luas wilayah konsesi Indominco Mandiri 24.121 hektar (PKP2B), Trubaindo Coal Mining 22.687 hektar (PKP2B), Bharinto Ekatama 22.000 hektar (PKP2B), Kitadin 2.338 hektar (IUP), Jorong Barutama Grestons 4.883 hektar (PKP2B).(RA)