JAKARTA – PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG), perusahaan tambang batu bara, memproyeksikan volume penjualan batu bara hingga akhir 2017 sebesar 23 juta ton, lebih rendah dibanding tahun lalu yang mencapai 26,7 juta ton.

“Penjualan (tahun ini), Insya Allah bisa mencapai 23 juta ton,” ujar Jusnan Ruslan, Direktur Indo Tambangraya di Jakarta, Selasa (14/11).

Hingga September 2017, volume penjualan batu bara Indo Tambangraya mencapai 16,5 juta ton. Volume penjualan tersebut dibanding sembilan bulan 2016 yang mencapai 20,1 juta ton.
Volume penjualan bertambah pada periode Juli-September 2017 sebesar 5,17 juta ton. PT Indominco Mandiri berkontribusi 3,28 juta ton, PT Trubaindo Coal Mining sebesar 1,1 juta ton, PT Kitadin-Embalut sebesar 0,26 juta ton, dan PT Bharinto Ekatama berkontribusi 0,53 juta ton.

Disisi lain, tren kenaikan harga batu bara bisa mengkompensasi penurunan volume penjualan. Rata-rata harga jual (average selling price/ASP) batu bara perseroan pada sembilan bulan 2017 naik 48% dari US$47,5 per ton menjadi US$70,3 per ton. Kenaikan harga inilah yang kemudian mendorong peningkatan pendapatan Indo Tambangraya pada sembilan bulan 2017.

Indo Tambangraya tercatat membukukan pendapatan sebesar US$1,16 miliar hingga September 2017, naik 21% dibanding periode Januari-September 2016 sebesar US$958 juta.

Menurut Jusnan, harga batu bara sepanjang sembilan bulan 2017 cukup bagus, bahkan sempat mendekati US$100 per ton. “Kita perkirakan bisa mencapai US$72-US$74 per ton hingga akhir tahun ini,” kata Jusnan.(RA)