JAKARTA – PT Pertamina (Persero) akan mengurangi impor bahan bakar minyak (BBM) jenis premium hingga dua juta barel per bulan pada 2017 seiring rampungnya fasilitas terminal BBM Tanjung Uban, Pulau Bintan, Provinsi Ria.

Daniel S Purba, Senior Vice President ISC Pertamina, mengatakan pengurangan impor premium dengan kadar oktan (research octane number/RON) 88 itu bisa terjadi karena fasilitas TBBM Tanjung Uban nantinya juga akan dilengkapi dengan fasilitas blending minyak 4×15.000 kiloliter, tangki baru berkapasitas 4×50.000 kiloliter serta dermaga baru yang bisa menerima 11.000 DWT.

“Sedang dikerjakan untuk bisa blending sendiri tidak hanya Singapura saja yang bisa lakukan. Dengan begitu kita bisa mengurangi pembelian mogas 88 di pasar,” kata Daniel di Jakarta, Rabu (21/9).

Selain untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri, fasilitas di Tanjung Uban juga diproyeksikan menambah variasi bisnis Pertamina di pasar internasional. Pasalnya, selain Mogas 88 nantinya blending minyak di Tanjung Uban juga bisa menghasilkan Mogas 86, 87, 90 atau pun 92 sesuai program pemerintah yang akan meningkatkan standar kualitas BBM.

“Blending untuk sendiri dan serve market yang ada di Asia Pasifik, dan Timur Tengah. Long-term-nya tidak hanya melihat potensi pasar di Indonesia,” tukas dia.

Saat ini perairan Singapura maupun Malaysia merupakan sentral perdagangan minyak mentah dunia. Kehadiran TBBM Tanjung Uban yang juga merupakan fasilitas blending pertama diluar kilang minyak milik Pertamina bisa menjadi referensi baru para trader internasional dalam melakukan transaksi perdagangan dan pengolahan minyak. TBBM Tanjung Uban nantinya juga akan memiliki fasilitas dan spesifikasi yang mumpuni sehingga masuk dalam spesifikasi terminal berstandar internasional.

“Karena blending minyak ini bisnis  yang besar, dan fasilitas sudah ada. Jadi akan kita manfaatkan kesana,” tandas Daniel.(RI)