JAKARTA – Pemerintah akan menyerahkan 9,36% saham PT Freeport Indonesia, anak usaha Freeport McMoRan Inc, perusahaan tambang asal Amerika Serikat yang dikuasainya ke holding badan usaha milik negara (BUMN) tambang. Langkah tersebut dinilai akan memperkuat portofolio aset induk usaha perusahaan-perusahaan tambang milik negara tersebut.

“Keputusan yang tepat dan bisa menambah portofolio holding BUMN yang sekaligus bisa menjadi kendaraan nasional untuk hilirisasi mineral,” kata Budi Santoso, Direktur Eksekutif Center for Indonesia Resources Studies (CIRUSS), kepada Dunia Energi, Kamis (17/11).

batas akhir penawaran divestasi Freeport pada 14 Januari 2016

Holding BUMN tambang yang akan direalisasikan akhir 2016 terdiri dari PT Indonesia Asahan Aluminium, PT Aneka Tambang Tbk (ANTM), PT Bukit Asam Tbk (PTBA), dan PT Timah Tbk (TINS).

Menurut Budi, dengan memiliki saham maka holding BUMN tambang dapat mengakses  informasi untuk belajar pengelolaan pertambangan seperti Freeport Indonesia.

Kementerian BUMN dan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) sebelumnya telah menggelar pertemuan guna membicarakan pemindahan 9,36% saham Freeport Indonesia ke holding BUMN tambang.

Bambang Gatot Ariyono, Direktur Jenderal Minerba Kementerian ESDM, mengatakan pengalihan kepemilikan saham Freeport Indonesia prosesnya tidak rumit. “Tinggal transfer biasa saja,” tukas dia.

Selain 9,36% saham, holding BUMN tambang juga berpotensi untuk mendapat tambahan 10,64% saham Freeport akan akan didivestasi perusahaan pengelola tambang emas dan tembaga Grasberg di Papua tersebut.(RA)