Nur Rendra Bagas Prokoso (tengah) didampingi Ketua Umum Badko HMI Sumatera Barat, Reno Fernandes (kiri) dan aktifis HMI Surabaya, Andik Mariono dalam konferensi pers terkait Kongres ke-28 HMI di Jakarta, Senin, 25 Maret 2013.

JAKARTA – Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) mendesak agar pemerintah membuka kesempatan yang sebesar-besarnya kepada anak bangsa, untuk mengelola sendiri sumber daya energi dan mineralnya.

Desakan ini disampaikan Kandidat Ketua Umum Pengurus Besar Himpunan Mahasiswa Islam (PBHMI) Periode 2013 – 2015, Nur Rendra Bagas Prakoso, dalam konferensi pers terkait pelaksanaan Kongres ke-28 HMI di Jakarta, Senin, 25 Maret 2013.

Dalam kesempatan itu, Rendra didampingi Ketua Umum Badan Koordinasi (Badko) HMI Sumatera Barat, Reno Fernandes, Ketua HMI Cabang Payakumbuh, Devriandi, dan aktifis HMI Cabang Surabaya, Andik Mariono.

Rendra dan para pengurus Cabang serta Badko HMI ini mengajak seluruh peserta Kongres ke-28 HMI untuk secepatnya menuntaskan agenda dua tahunan itu. Sehingga segera dapat dibentuk kepengurusan baru yang definitive, mengingat banyaknya agenda mendesak yang harus dikerjakan HMI.

Salah satu agenda yang mendesak bagi HMI, kata Rendra, adalah adalah meneguhkan kembali kedaulatan Indonesia atas pengelolan sumber daya energi dan mineralnya. Mengingat energi dan sumber daya mineral, merupakan sektor strategis yang menuntut pengelolaan secara benar.

Rendra sendiri bersama 25 pengurus Cabang HMI dan sejumlah Badko HMI, telah merumuskan pokok-pokok pikiran terkait perubahan untuk kemajuan arah pergerakan HMI ke depan, yang bertumpu pada gerakan altruisme. Yakni gerakan gerakan nurani yang menempatkan perhatian terhadap kesejahteraan orang banyak dibandingkan kepentingan diri sendiri.

Gerakan altruisme yang diusung Rendra, akan menempatkan HMI kembali pada “khittah” (garis perjuangan) intelektualnya, melahirkan terobosan-terobosan pemikiran dalam upaya mewujudkan masyarakat Indonesia yang adil, makmur, dan sejahtera lahir maupun batin. Di sektor energi dan sumber daya mineral, Indonesia dituntut mandiri mengelola kekayaan alamnya tersebut.

Rendra menuturkan,  Indonesia bukan hanya kaya akan berbagai sumber ekonomi seperti pertanian, perikanan, perkebunan dan hasil hutan. Negeri ini juga kaya akan sumber-sumber energi seperti minyak dan gas bumi, batubara, panas bumi dan energi baru terbarukan lainnya.

“Wilayah Nusantara juga kaya akan sumber daya mineral pertambangan berupa batuan logam, sebagai bahan baku berbagai peralatan dan teknologi modern yang mewakili peradaban dunia,” tutur mahasiswa program pascasarjana Ekonomi Islam, Universitas Airlangga ini.

Jadi Tuan di Negeri Sendiri

Selama puluhan tahun, ujar Rendra, pemerintah telah mengundang pelaku usaha asing untuk hadir berinvestasi, melakukan eksploitasi sumber daya energi dan mineral tersebut, guna modali pembangunan dan alih teknologi.

Seiring perjalanan waktu, putera dan puteri Indonesia telah berhasil mengadopsi berbagai teknologi seputar pengelolaan sumber daya alam tersebut, dan terbukti saat ini sebagian besar karyawan perusahaan minyak dan gas maupun pertambangan asing yang ada di Indonesia, adalah anak-anak bangsa Indonesia. Bahkan mereka sudah banyak yang menjadi tenaga ahli di negeri orang.

Berangkat dari itu, tegas Rendra, sudah selayaknya Indonesia meneguhkan kembali kedaulatannya atas sumber daya energi dan mineral, untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. Blok-blok minyak dan gas yang sebelumnya dikelola perusahaan asing, sudah selayaknya dipercayakan kepada anak bangsa sendiri, dalam hal ini Badan Usaha Milik Negara (BUMN) untuk mengelolanya.

“Kita harus menjadi tuan di negeri sendiri, sehingga memberikan keuntungan yang lebih besar bagi kemakmuran rakyat. Contohnya Blok Mahakam, sudah sepantasnya diberikan untuk dikelola Pertamina, yang sudah membuktikan kemampuannya mengelola blok migas lepas pantai,” tegasnya.

Terkait pengelolaan sumber daya mineral pertambangan, lanjut Rendra, suatu pekerjaan rumah besar pemerintah adalah mendorong adanya nilai tambah produk-produk mineral logam Indonesia, sehingga memberikan keuntungan yang lebih besar bagi perekonomian rakyat.

“Hal ini penting, untuk mendukung industri infrastruktur yang bakal menggeliat di Tanah Air dalam beberapa tahun ke depan,” tutur Ketua Bidang Kewirausahaan dan Pengembangan Profesi PBHMI Periode 2010-2012 ini.

Menurutnya, HMI siap untuk memberikan bekal yang sebesar-besarnya bagi kader-kadernya yang tersebar di cabang-cabang mulai Sabang sampai merauke, untuk dapat masuk sebagai leader penguasaan teknologi pengolahan sumber daya mineral Indonesia ke depan.

(Abraham Lagaligo/abrahamlagaligo@gmail.com)