JAKARTA – PT Aneka Tambang Tbk (ANTM), badan usaha milik negara di sektor pertambangan, membukukan pendapatan Rp6,96 triliun pada periode sembilan bulan 2017, naik 7,9% dibanding periode yang sama tahun lalu sebesar Rp6,45 triliun. Kontribusi terbesar berasal dari penjualan emas yang mencapai Rp3,84 triliun atau 55% dari total pendapatan.
Sepanjang sembilan bulan 2017, Antam mencatat volume penjualan emas sebesar 223.962 ounce, 47.358 ounce di antaranya berasal dari produksi tambang Pongkor dan Cibaliung yang dikelola perseroan.

Aprilandi Hidayat Setia, Sekretaris Perusahaan Antam, mengatakan Antam terus berupaya meningkatkan penjualan emas dengan melakukan perluasan pasar. “Antam telah menandatangani kerja sama dengan PT Pos Indonesia (Persero) untuk memanfaatkan 205 Kantor Pos di seluruh Indonesia sebagai channel penjualan dan distribusi penjualan emas,” ujar Aprilandi dalam laporan perseroan, Selasa (31/10).

Selain emas, Antam juga membukukan volume penjualan feronikel sebesar 12.816 ton nikel dalam feronikel (TNi) pada sembilan bulan 2017 atau naik sebesar enam persen dibanding periode yang sama tahun lalu 12.095 TNi. “Peningkatan volume penjualan tersebut sejalan dengan strategi perseroan untuk mengoptimalkan penjualan seiring dengan tren kenaikan harga nikel,” kata Aprilandi.

Penjualan feronikel menjadi kontribusi terbesar kedua dengan membukukan pendapatan Rp1,74 triliun atau 25% dari total pendapatan 2017.

Antam juga mencatat pendapatan dari penjualan bijih nikel pada sembilan bulan 2017 sebesar Rp956 miliar. Pendapatan tersebut berasal dari volume penjualan bijih nikel 2,06 juta wet metric ton (wmt), terdiri dari 156.798 WMT ke pasar domestik dan 1,9 juta wmt bijih nikel kadar rendah untuk tujuan ekspor.

Pada kuartal II, Antam telah mendapat izin ekspor bijih nikel kadar rendah sebesar 2,7 juta wmt (<1,7% Ni) dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM).

Selain bijih nikel, Antam juga membukukan pendapatan Rp226 miliar dari penjualan bijih bauksit. Pendapatan tersebut berasal dari volume penjualan bauksit sebesar 498.761 wmt, terdiri 71.079 wmt digunakan sebagai umpan pabrik CGA Tayan dan 427.682 wmt untuk diekspor.

Untuk bauksit, Antam mendapat rekomendasi ekspor dari Kementerian ESDM sebesar 850 ribu wmt. (AT)