JAKARTA – PT Pertamina (Persero) mencatat hingga pertengahan Juni 2017 rata-rata penjualan elpiji (liquefied petroleum gas/LPG) non subsidi sebesar 420 metrik ton (MT) per hari.

“Rata-rata 420 MT per hari, jauh lebih baik dari tahun lalu yang hanya 200-an MT per hari. Itu untuk semua jenis Bright Gas, kemasan 5,5 kg dan 12 kg,” kata Adiatma Sardjito, Vice President Corporate Communication Pertamina di Jakarta, Selasa (20/6).

Peningkatan konsumsi LPG non subsidi sebagian besar ditopang berbagai penyuluhan yang dilakukan, baik oleh pemerintah maupun Pertamina. Penyuluhan dan program pemerintah seperti kewajiban bagi pegawai pemerintah daerah untuk menggunakan LPG non subsidi membuat Bright Gas menjadi pilihan.

Untuk konsumi LPG non subsidi biasa kemasan 12 kg masih tidak berbeda jauh dengan konsumsi tahun lalu yakni rata-rata sebanyak 1.500 MT per hari.

“Kebanyakan konsumen hijrah dari LPG subsidi. Dari pegawai pemda kan ada program khusus yang mewajibkan pakai non subsidi lalu juga kita gencar berikan penyuluhan ke masyarakat,” ungkap Adiatma.

LPG Bersubsidi

Adiatma mengatakan penyaluran LPG bersubsidi masih akan sesuai dengan kuota. Hingga pertengahan Juni rata-rata konsumsi masyarakat mencapai 19.700 MT per hari. Jumlah konsumsi berfluktuasi setiap bulan, namun jika terjadi peningkatan konsumsi seperti saat bulan Ramadahn ataupun menjelang hari raya jumlahnya tidak akan terlalu signifikan.

“Konsumsi LPG itu Januari sampai Juni ini naik turun, ada yang 5% tapi kalau dirata-rata sekitar 8% meningkat konsumsinya,” ungkap Adiatma.

Pada 2017, pemerintah mengalokasikan volume LPG bersubsidi sebesar 7,096 juta ton. Realisasi penyaluran yang tercatat hingga Mei 2017 baru mencapai 2,558 juta ton.

Adiatma mengatakan Pertamina sudah menambah stok di seluruh agen penjualan menghadapi puasa dan lebaran. Untuk itu kecil kemungkinan terjadi kelangkaan ataupun adanya permainan harga karena stok melimpah di pasaran.

“Saat ini saja kami masih punya stok yang belum didistribusikan sekitar 6 ribu MT per hari. Itu kami siagakan untuk kalau ada lonjakan permintaan,” ungkap dia.

Adiatma meminta masyarakat aktif melaporkan jika memang terjadi kelangkaan LPG sehingga bisa segera ditindaklanjuti. “Informasikan ke kami kalau ada harga tinggi. Kami akan cek langsung, tidak mungkin ada kekurangan stok, karena kita kasih banyak,” tandas Adiatma.(RI)