JAKARTA – PT Pertamina EP Asset 4, unit operasional PT Pertamina EP,  hingga 11 November 2017 membukukan  produksi minyak dan gas sebesar 120,3% dari target tahun ini. Pencapaian produksi yang melampaui target seiring tuntasnya pengeboran sumur POL-N2 Poleng Field, lepas pantai (offshore) Jawa Timur.

“Pengeboran sumur POL-N2 merupakan pengeboran sumur offshore perdana bagi PT Pertamina EP,” kata Didik Susilo, General Manager  Pertamina EP Asset 4, Rabu.

Selain pengeboran di Poleng Field, Pertamina EP Asset 4 juga sukses melakukan pengeboran “onshore” untuk sumur TPN-4 di Dusun Tapen, Kecamatan Senori, Kabupaten Tuban, Jawa Timur.

“Dengan keberhasilan pengeboran di dua lokasi ini membawa Pertamina EP Asset 4 mencapai produksi 120,3% dari target 2017 sebesar 12.255 barel minyak per hari (BOPD). Produksi kumulatif per 11 November 2017 mencapai 14.744 BOPD dan produksi gas mencapai 157,19 juta kaki kubik per hari (MMSCFD),” kata Didik dalam keterangan tertulisnya.

Dia menambahkan kegiatan pengeboran sumur minyak Poleng Field yang terletak di lepas pantai Laut Jawa itu dilakukan selama 47 hari menggunakan Rig Ensco 67 dengan kedalaman 8.696 feet.

Hasil produksi dari pengeboran offshore sumur POL-N2 melampaui target sebesar 744 barel minyak per hari dan 1,07 MMSCFD.

“Keberhasilan pengeboran Poleng merupakan kerja sama tim yang sangat solid antara Management Asset 4, Poleng Field, DWO, EPT dan arahan Management PEP Jakarta sehingga kegiatan dapat berjalan sesuai dengan rencana. Ini membuktikan bahwa Pertamina EP mampu mengelola pengeboran sumur offshore,” kata ungkap Didik.

Charles P Siallagan, Manager Poleng Field, menambahkan pengeboran POL-N2 dapat diselesaikan lebih cepat dari target. Hal ini menjadi bukti Pertamina EP Asset 4 Poleng Field mampu menggunakan biaya secara efektif seperti yang telah dicanangkan perusahaan.

“Dengan waktu pemboran lebih cepat Asset 4 Poleng Field mampu menekan biaya RKAP hingga 75%. Pemboran sumur POL-N2 yang semula dianggarkan sebesar sekitar US$15,5 juta. Relisasi biaya mampu ditekan menjadi sekitar US$11,6 juta,” kata Charles.

Heru Irianto, Manager Cepu Field, mengatakan untuk pengeboran di Tapen, Pertamina EP Cepu Field berhasil mendapatkan produksi baru dengan hasil uji kandung minyak sekitar 250 BOPD pada jepitan 40/64.

“Sumur yang mulai di bor sejak 15 Oktober 2017 ini selesai dikerjakan dengan kedalaman sumur mencapai sekitar 2.022 meter dan waktu pekerjaan yang lebih cepat dari target yaitu 31 hari serta membutuhkan biaya lebih efisien 25% dari anggaran yang disetujui SKK Migas sekitar US&4,2 juta,” ungkap Heru.

Heru mengatakan pekerjaan di struktur Tapen dilanjutkan dengan pengeboran di titik sebelahnya yaitu Tapen 5 yang berjarak tidak jauh dari titik sumur Tapen 4. Hal ini untuk memenuhi komitmen dalam ketahanan produksi migas nasional.(AT)