JAKARTA – Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mencatat produksi batu bara nasional pada tiga bulan pertama 2018 mencapai 69,33 juta ton, turun 7% dibanding periode yang sama 2017 sebesar 74,73 juta ton. Produksi tersebut berasal dari perusahaan pemegang perjanjian karya pengusahaan pertambangan batu bara (PKP2B), izin usaha pertambangan (IUP) penanaman modal asing dan PT Bukit Asam Tbk.

Dari total produksi batu bara hingga kuartal I, sebanyak 21,94 juta ton diserap di dalam negeri atau domestik, baik untuk kebutuhan pembangkit listrik maupun industri lainnya. Jumlah tersebut meningkat 2% jika dibanding penyerapan pada periode yang sama tahun lalu 21,5 juta ton.

Berbeda dengan serapan domestik, untuk volume ekspor turun 10% menjadi 50,78 juta dibanding periode tiga bulan pertama 2017 sebesar 55,73 juta ton.

Agung Pribadi, Kepala Biro Komunikasi Layanan Komunikasi Layanan Publik dan Kerja Sama Kementerian ESDM, mengatakan salah satu faktor penyebab belum optimalnya produksi dan ekspor hingga Maret disebabkan kondisi cuaca di beberapa negara tujuan ekspor, seperti China.

“Mungkin karena faktor cuaca, produksi turun. Di China juga musim dingin sudah selesai, maka permintaan turun,” kata Agung kepada Dunia Energi, Senin (16/4).

Menurut Agung, capaian serapan batu bara di dalam negeri, khususnya untuk pembangkit listrik diproyeksikan akan sesuai target. PT PLN (Persero) dalam proyeksinya menargetkan menyerap batu bara sebesar 92 juta ton pada 2018.

“Estimasi kebutuhan 92 juta ton, kalau dilihat dari capaian Maret, dalam setahun realisasi DMO diperkirakan akan tercapai atau sesuai target,” tandasnya.(RI)