JAKARTA – PT Toba Bara Sejahtra Tbk (TOBA), emiten batu bara, hingga tiga bulan pertama 2016 telah menyerap belanja modal (capital expendeture/capex) sebesar US$2 juta dari total belanja modal 2016 sebesar US$10 juta. Seluruh belanja modal berasal dari kas perseroan.

“Capex untuk mining activity seperti peremajaan mesin. Kita bisa menjaga kondisi mesin tetap bugar supaya produktifitas kita tetap berjalan,” ujar Justarina Naiborhu, Direktur Utama Toba Bara usai Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST), di Jakarta, Selasa (24/5).

Menurut Justarina, belanja modal pada kuartal I telah terserap untuk aktivitas peremajaan dan pemeliharaan, seperti perbaikan jalan.

Pada kuartal I 2016, Toba Bara membukukan laba bersih US$5,1 juta, turun signifikan dibanding periode yang sama tahun lalu sebesar US$10,5 juta. Penurunan laba bersih terutama disebabkan turunnya pendapatan dari US$111,7 juta, menjadi hanya US$63,5 juta.

Sementara itu, RUPS Toba Bara menetapkan sebagian besar laba bersih 2015 sebagai laba ditahan untuk memperkuat struktur permodalan.

Iwan Sanyoto, Head of Investor Relations, menyampaikan laba bersih tahun 2015 sebesar US$ 1.135.601 akan digunakan untuk pembayaran deviden tunai final. “Dalam pembayarannya, direksi perseroan diberi wewenang dengan tetap memperhatikan peraturan yang berlaku,” katanya.

Iwan menjelaskan, dalam hal pembayaran deviden, direksi berwenang menetapkan daftar pemegang saham yang berhak atas deviden tunai final. Direksi juga berhal menetapkan jadwal dan tata cara pembayaran deviden. Selain itu, direksi juga berhak melakukan segala tindakan yang diperlukam berhubungan dengan hal tersebut termasuk pengumuman pada satu Surat kabar harian berbahasa Indonesia berperedaran nasional.

“Sisanya sebesar US$10,1 juta sebagai laba ditahan perseroan untuk memperkuat permodalan jangka panjang dan dalam rangka mendukung pertumbuhan bisnis serta rencana investasi perseroan,” tandas Iwan.(RA)