NIAS – Selain telah menyelesaikan program BBM satu harga pada tahun ini, PT Pertamina (Persero) juga telah merampungkan program konversi minyak tanah ke LPG bersubsidi pada tahun ini.

Mas’ud Khamid, Direktur Pemasaran Retail Pertamina, mengatakan lebih dari 500 ribu paket LPG yang menjadi bagian dari konversi minyak tanah ke LPG sudah 90% lebih dalam dibagikan. Hingga akhir 2018 seluruh paket LPG diestimasi akan tersalurkan.

“Konversi minyak tanah ke LPG ada 500 ribu paket dalam dua tahap. Pertama 350 ribu paket selesai, tahap kedua ini di Nias 150 ribu paket akhir Desember selesai, jadi 31 Desember seluruh penugasan negara selesai,” kata Mas’ud disela peresmian SPBU kompak di Pulau Nias, Sumatera Utara, Kamis (6/12).

Soerjaningsih, Pelaksana Tugas Direktur Hilir Migas Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), mengatakan Pulau Nias merupakan salah satu wilayah yang paling banyak mendapatkan jatah konversi minyak tanah dan LPG. Hampir 30% dari alokasi LPG nasional disalurkan ke Pulau Nias.

“Tahun ini kan 519.712 paket tabung, 30% atau 150.318 paket itu dialokasikan untuk Nias,” ungkap dia.

Menurut Soerjaningsih, berdasarkan kalkulasi yang telah dilakukan penggunaan LPG menggantikan minyak tanah akan berdampak langsung terhadap efisiensi penggunaan minyak tanah sampai 40.500 kilo liter (KL) per tahun. “Penghematan Rp110 miliar dalam setahun. Paket diberikan ke rumah tangga dan usaha mikro,” kata dia.

Ignasius Jonan, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), mengatakan konversi secara optimal penggunaan LPG dari minyak tanah butuh waktu. Pulau Nias menjadi salah prioritas konversi karena 150 ribu paket LPG yang dibagikan pada tahap kedua di tahun ini dibagikan ke Nias.

Secara konversi LPG total baru akan benar-benar terjadi paling tidak pada tahun depan. Selain itu, masyarakat juga butuh edukasi dalam penggunaan LPG. Karena tidak dipungkiri masih ada kekhawatiran terkait keselamatan penggunaan LPG. Karena itu transisi penggunaan LPG harus berjalan dengan lancar.

“Konversi bertahap, tetap kan tidak langsung. Mungkin ya minyak tanah itu tidak bisa dihapus dalam waktu sekejap, mestinya 3-6 bulan transisi,” ungkap Jonan.

Tepat pada 30 November lalu pembagian paket LPG kepada nelayan juga sudah rampung dilakukan. Sedikitnya ada 25 ribu paket yang menjadi penugasan kepada Pertamina sudah diserahkan.

Tangki Minyak Tanah

Perubahan minyak tanah ke LPG juga akan dimanfaatkan Pertamina untuk melebarkan bisnis penjualan BBM non subsidi.

Mas’ud mengatakan, Pertamina akan menggunakan tangki atau storage minyak tanah untuk penampungan BBM  selain premium .

“Dengan berakhirnya konversi minyak tanah ke LPG, maka storage akan di isi Pertamax, sehingga masyarakat Nias bisa menikmati layanan BBM Pertamax,” tandas Mas’ud.(RI)