JAKARTA – PT Pertamina (Persero) menargetkan penambahan tangki LPG di lima wilayah hingga 2019. Kelima tangki tersebut sebagian besar akan dibangun di wilayah Indonesia bagian timur.

Mas’ud Khamid, Direktur Pemasaran Retail Pertamina, mengatakan kelima tangki LPG sengaja dibangun di wilayah timur dalam rangka mempercepat program konversi minyak tanah ke LPG. Total kapasitas seluruh tangki yang akan dibangun mencapai 9.000 metrik ton (MT).

Pada 2018, satu tangki yang akan ditargetkan rampung yakni tangki LPG di Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB).

“Yang selesai tahun ini depot LPG di Lombok, kapasitas  2×1.500 MT. Posisi hari ini 65% tahap akhir perluasan plat tangki, pembangunan dermaga dan civil utilitas,” kata Mas’ud saat ditemui, Komplek Gedung DPR, Rabu (30/5).

Dia mengatakan meskipun ada empat tangki yang ditargetkan selesai pada 2019, pekerjaan awal konstruksi sudah mulai dilakukan pada tahun ini.

“Sudah mulai dilakukan pekerjaannya, biar selesai 2019. Itu sisa diempat wilayah lainnya,” tukas Mas”ud.

Empat proyek tangki LPG tersebut adalah tangki LPG di Bima, Nusa Tenggara Barat (NTB) dengan kapasitas sebesar 1×1.000 MT. Kemudian di Wayame, Maluku berkapasitas 2×1.000 MT.

Selanjutnya adalah tangki LPG dengan kapasitas 2×500 MT di Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT). Serta di Jayapura, Papua dengan kapasitas sebesar 2×1.000 MT. “Itu yang selesai tahun depan,” kata Mas’ud.

Kurtubi, Anggota Komisi VII DPR, mengungkapkan program konversi minyak tanah ke LPG sudah sepatutnya menyasar ke seluruh wilayah Indonesia. Apalagi sejak digulirkan program tersebut, sebagian besar wilayah di Indonesia bagian timur belum mendapatkan jatah pembagian LPG tersebut.

“Indonesia timur belum kebagian, di Sumbawa saja sama sekali tidak tersentuh sejak program digulirkan. Padahal seharusnya program kesana, bukan ke kota besar seperti Lombok yang sudah beralih,” kata Kurtubi.

Pada tahun ini Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) membagikan 531.131 paket LPG 3 kg, yang sekarang ini masih dalam proses lelang.(RI)