JAKARTA – Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) memasang target membangun 300 ribu sambungan gas rumah tangga di seluruh Indonesia pada 2019. Rencana pembangunan jargas tersebut diprioritaskan kepada perumahan sederhana.

“Sekarang kami mulai bangun lagi pada 2019 sebanyak 300 ribu jaringan. Kami akan coba terus mungkin 2024 satu juta jaringan. Diutamakan untuk perumahan sederhana,” ujar Ignasius Jonan, Menteri ESDM seperti dikutip laman Kementerian ESDM.

Menurut Jonan, kelebihan atas penggunaan gas bumi. Selain biaya yang lebih murah didapatkan oleh pengguna yang hampir setengah dari harga Liquid Petroleum Gas (LPG) 3 kg, Pemerintah juga tidak perlu melalukan impor LPG.

“6,5 juta ton kebutuhan LPG setahun, itu impor kira-kira 4,5 juta ton,” kata dia.

Pengembangan jaringan gas kota dilakukan berdasarkan pertimbangan atas melimpahnya gas bumi dengan kandungan berbeda-beda di setiap lapangan tidak bisa dimanfaatkan begitu saja untuk menutupi kebutuhan LPG di Indonesia. “Kalau tidak ada C3 atau C4 tidak bisa jadi LPG,” tukas Jonan.

Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian ESDM, sebelumnya melakukan penandatangan nota kesepahaman dengan kepala daerah di sembilan kota/kabupaten untuk penyediaan dan pendistribusian gas bumi untuk rumah tangga Tahun Anggaran 2017 sebanyak 59.809 Sambungan Rumah Tangga (SR)

Sembilan daerah tersebut adalah yaitu Kota Pekanbaru (3270 SR), Kab. Musi Banyuasin (6.031 SR), Kab. PALI (5.375 SR), Kab. Muara Enim (4.785 SR), Kota Bandar Lampung (10.321 SR), Kab. Mojokerto (5.101 R), Kota Mojokerto (5.000 SR), Kota Samarinda (4.500 SR), Kota Bontang (8.000 SR), dan provinsi DKI Jakarta (7.426 SR).

“Pemilihan kota tersebut karena sudah ada gasnya,” tandas IGN Wiratmaja Puja, Direktur Jenderal Migas Kementerian ESDM.(AT)