JAKARTA – Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mencatat Harga Batu Bara Acuan (HBA) untuk Oktober 2018 dipatok sebesar US$100,89 per ton, turun dibanding bulan sebelumnya US$104,81 per ton.

Agung Pribadi, Kepala Biro Komunikasi Layanan Informasi dan Kerja Sama Kementerian ESDM, mengatakan pergerakan harga HBA untuk bulan ini dipengaruhi kondisi pasar energi global yang relatif mengalami kelebihan pasokan.

“HBA Oktober US$ 100,89 per ton, salah satu penyebabnya stok di pasar global melebihi permintaan pada Agustus-September,” kata Agung kepada Dunia Energi, Selasa (2/10).

Menurut Agung, kelebihan pasokan batu bara internasional dipengaruhi konsumsi China yang merupakan salah satu konsumen terbesar batu bara dunia

“Musim panas berakhir di China, permintaan turun berarti. Puncak musim panas berakhir,” tukasnya.

HBA dibentuk dari empat indeks internasional. Keempat indeks penyusun tersebut adalah Indonesia Coal Index (ICI), New Castle Global Coal (GC), New Castle Export Index (NEX), dan Platts59 dengan masing-masing indeks memiliki bobot 25%.

Kenaikan harga batu bara tentu berdampak positif bagi penerimaan perusahaan maupun negara. Hal itu tidak lepas dari kinerja cukup baik penjualan batu bara nasional, baik domestik maupun ekspor.

Data Kementerian ESDM mencatat realisasi produksi batu bara sampai dengan Agustus 2018 produksi sudah mencapai 306,06 juta ton dengan penyaluran domestik mencapai 101,17 juta ton dan volume ekspor tercatat sebanyak 197,17 juta ton.

Sebagian besar dari produksi diserap pembangkit listrik PT PLN (Persero). Sisanya diserap oleh industri lain seperti semen, pupuk, tekstil, kertas dan briket.

Masih positifnya harga batu bara bahkan membuat pemerintah membuka pintu penambahan produksi hingga 100 juta ton. Sehingga target produksi yang tadinya sebesar 485 juta ton menjadi 585 juta ton.

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan telah menetapkan 32 perusahaan diberikan izin tambahan produksi total 21,9 juta ton dari kuota penambahan produksi sebesar 100 juta ton pada tahun ini.(RI)