JAKARTA– Pertemuan Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) yang dijadwalkan berlangsung di Wina, Austria pada 22-23 Juni 2018 memengaruhi harga minyak global. Pada perdagangan Kamis atau Jumat (22/6) pagi WIB, harga minyak Brent yang menjadi patokan dunia merosot lebih dari 2% karena eksportir minyak mentah di OPEC sepertinya mendekati kesepakatan untuk meningkatkan produksi. Tidak ditampik, pertemuan OPEC cukup menentukan apakah produksi tetap dibatasi atau ditingkatkan yang ujungnya memberi dampak terhadap harga minyak dunia.

Warta yang dilansir Reuters menyebutkan, harga minyak mentah Brent turun US$ 1,69 menjadi US$73,05 per barel. Sementara harga minyak AS West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Agustus susut US$17 sen menjadi US$65,54 per barel.

WTI mendapat dorongan setelah penyedia informasi energi Genscape mengatakan persediaan minyak mentah di Cushing, pusat Oklahoma, AS diperkirakan turun 2,3 juta barel dalam seminggu sejak Selasa, menurut pedagang yang melihat laporan tersebut. Itu meredakan beberapa kekhawatiran bahwa peningkatan produksi AS akan melebihi permintaan.

Brent mencapai level tertinggi di atas USD80 per barel pada Mei 2018, bulan lalu tetapi telah jatuh dalam beberapa pekan terakhir karena Arab Saudi, pemimpin de facto OPEC, telah mengisyaratkan akan meningkatkan produksi untuk menstabilkan harga. Pemimpin OPEC ini mengingatkan kekurangan pasokan dan kenaikan harga jika produksi minyak tetap stabil.

“Kami perlu mengeluarkan pasokan (minyak) ke pasar. Berapa banyak minyak yang kita butuhkan? Mungkin sekitar 1 juta barel per hari,” ujar Khalid Al-Falih, Menteri Energi Arab Saudi.

Khalid Al-Falih, Menteri Energi Arab Saudi (foto: Saudi Gazette)

Falih mengaku, akan menyeimbangkan kembali pasar minyak global. Hal ini demi mencegah kekurangan minyak mentah ke depan yang dapat menekan pasar.

Carlos Perez, Menteri Perminyakan Ekuador,mengharapkan peningkatan produksi minyak sekitar 600 ribu barel per hari.

OPEC dan beberapa negara produsen besar minyak dunia seperti Rusia mengadakan pertemuan dua tahunan di Wina pada Jumat waktu setempat dan secara luas diperkirakan setuju untuk memproduksi minyak lebih banyak. Namun, Iran diperkirakan menentang setiap kenaikan produksi minyak mentah, tetapi sekarang telah mengisyaratkan mungkin mendukung peningkatan yang kecil.

Rusia dan Arab Saudi akan membahas langkah selanjutnya. Kedua negara tersebut mendapat tekanan yang terus meningkat dari Presiden Amerika Serikat Donald Trump untuk meningkatkan pasokan.

Sementara itu, Menteri Energi Rusia Alexander Novak mengatakan OPEC dan sekutunya dapat mempertimbangkan peningkatan sebanyak 1,5 juta barel per hari. Jumlah tersebut diperkirakan mampu mengimbangi surutnya pasokan dari Venezuela dan Iran.

Arab Saudi telah membahas berbagai skenario dengan peningkatan produksi berkisar 500 ribu-1 juta barel per hari. Kendati demikian, realisasi peningkatan produksi diperkirakan dibawah volume yang disepakati. Beberapa negara seperti Venezuela dan Meksiko hanya memiliki sedikit kemampuan untuk meningkatkan produksinya karena persoalan industri minyak domestik. (DR)