NEW YORK-Harga minyak mentah global ditutup sedikit lebih rendah pada Kamis atau Jumat (10/8) pagi WIB), memperpanjang kerugian sesi sebelumnya karena meningkatnya sengketa perdagangan Tiongkok-Amerika Serikat melemparkan keraguan atas prospek permintaan minyak.

Harga minyak mentah AS, West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman September, sebut Reuters, turun US$0,13 menjadi US$ 66,81 per barel di New York Mercantile Exchange.
Sementara itu, patokan internasional, minyak mentah Brent untuk pengiriman Oktober kehilangan US$0,21 menjadi ditutup pada US$72,07 per barel di London ICE Futures Exchange.

Kedua acuan itu turun lebih dari 3% pada Rabu (8/8), setelah data AS menunjukkan penarikan mingguan yang lebih kecil dari perkiraan dalam persediaan minyak mentah dan peningkatan mengejutkan sebesar 2,9 juta barel dalam pasokan bensin.

Para analis yang disurvei oleh Reuters telah memperkirakan penarikan 1,7 juta barel dalam stok bensin.

“Kemampuan bensin bertahan di sana meskipun permintaan yang kuat membebani pasar,” kata John Kilduff, mitra di Again Capital Management di New York seperti dilansir antaranews.com. Sebelumnya pasar telah “berlomba lebih tinggi” akibat ketakutan kelangkaan, tetapi kekhawatiran itu telah surut.

“Pasokan dipandang cukup untuk memenuhi angka permintaan yang cukup kuat.”

Pasar juga telah terbebani oleh kekhawatiran bahwa sengketa perdagangan akan mengekang permintaan. Sebagai pembalasan terhadap Washington, Tiongkok akan memberlakukan tarif 25% terhadap US$16 miliar barang impor AS, mulai dari bahan bakar dan produk baja hingga mobil dan peralatan medis. Minyak mentah akan dikecualikan.

Perang dagang mengguncang pasar global. Investor takut perlambatan di dua ekonomi terbesar dunia itu akan memangkas permintaan terhadap komoditas-komoditas.

Para pedagang minyak juga khawatir tentang permintaan Tiongkok. Impor minyak mentah Tiongkok meningkat pada Juli setelah dua bulan menurun, tetapi masih termasuk yang terendah tahun ini karena penurunan permintaan dari kilang-kilang independen yang lebih kecil.

Irak memangkas harga penjualan resmi minyak mentah Basra Light untuk kargo September bagi para pelanggan Asia pada Kamis (9/8).

Amerika Serikat pada Selasa (7/8) memberlakukan kembali sanksi terhadap Iran, produsen terbesar ketiga di Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC).

Sanksi-sanksi yang diperbarui itu tidak akan langsung menargetkan minyak Iran sampai November, meskipun Presiden AS Donald Trump mengatakan dia ingin sebanyak mungkin negara memotong impor minyak mentah mereka dari Iran hingga nol.

Beberapa analis mnyatakan sanksi itu berpotensi menghapus sekitar satu juta barel per hari dari ekspor minyak mentah Iran sekitar 2,5 juta barel per hari. (DR)