JAKARTA – Setelah sempat mencapai level terendah di level US$27 per barel pada awal 2016, harga minyak dunia pada penutupan perdagangan Kamis (Jumat pagi WIB) berhasil menembus level US$50 per barel.

Harga miyak patokan Amerika Serikat, West Texas Intermediate (WTI) naik ke level US$50,08 per barel. Sementara itu, patokan Eropa, minyak Brent North Sea naik ke level US$50,36 per barel.

“Harga minyak berhasil menembus US$50 per barel, level tertinggi sejak tujuh bulan terakhir yang didorong data pemerintah yang lebih rendah dibanding ekspektasi terhadap cadangan minyak AS,” kata Dorian Lucas, analis Inenco seperti dikutip China Post.

Dalam laporan mingguannya, Departemen Energi Amerika Serikat menyatakan bahwa persediaan minyak mentah komersial Amerika Serikat turun 4,2 juta barel dalam pekan yang berakhir 20 Mei, tapi masih di tingkat tertinggi secara historis pada 537,1 juta barel. Sementara produksi minyak mentah negara tersebut, menurut Badan Informasi Energi, menurun 24.000 barel menjadi 8,767 juta barel per hari pekan lalu.

Pasar minyak dunia merosot dari di atas US$100 per barel dua tahun lalu menjadi sekitar US$27 per barel pada awal 2016 akibat bertahannya kelebihan pasokan global. Penguatan harga minyak terbantu kebakaran hutan berminggu-minggu di Kanada yang telah menahan produksi minyak dan kerusuhan yang mempengaruhi infrastruktur energi di Nigeria, eksportir minyak terbesar di Afrika.(AT)