JAKARTA – Kinerja sektor energi dan sumber daya mineral (ESDM) dinilai bisa dimaksimalkan untuk meningkatkan pendapatan negara, meskipun nantinya sangat bergantung pada harga minyak dunia.

Satya Widya Yudha, Wakil Ketua Komisi VII DPR, mengatakan DPR menekankan agar pendapatan negara bisa dimaksimalkan, terutama di sektor ESDM, walaupun sangat tergantung pada harga minyak dunia. Hal ini dimaksudkan agar pendistribusian Dana Bagi Hasil (DBH) ke daerah-dareah bisa tepat volume dan tepat waktu.

“Kita tunggu aksi konkrit pemerintah merealisasikan distribusi LPG 3 kg secara tertutup agar tepat sasaran. Untuk target lifting, kita akan bahas lagi bersama pemerintah dan para KKKS, supaya mencerminkan keadaan lapangan yang sebenarnya,” kata Satya, Jumat (18/8).

Pemerintah dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2018 menyebutkan, harga minyak dipatok sebesar US$ 48 per barel sama dengan angka di APBN-P 2017. Lifting minyak dipatok sebesar 800 ribu barel per hari, turun dari APBN-P 2017 yang dipatok 815 ribu barel per hari.

RAPBN 2018 juga mengalokasikan Rp 103,4 triliun untuk subsidi energi. Sebesar Rp 51,1 triliun dimanfaatkan untuk perbaikan distribusi BBM tepat sasaran dan distribusi tertutup LPG tabung 3 kg.

Untuk subsidi LPG tabung 3 kg, pemerintah didesak untuk segera melaksanakan distribusi secara tertutup agar tepat sasaran.

“untuk penjualan LPG tabung 12 kg, benar-benar diserahkan kepada mekanisme pasar sehingga bisa memaksimalkan pendapatan PT Pertamina (Persero),” kata Satya.(RA)