JAKARTA– Harga minyak mentah dunia berakhir lebih tinggi pada Kamis (Jumat pagi WIB)  di tengah harapan baru untuk kesepakatan pengurangan produksi di antara anggota OPEC (Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak).

Laporan Xinhua, kantor Berita China, menyebutkan patokan AS, minyak mentah light sweet atau West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Desember naik US$ 0,54 menjadi menetap di US$49,72 per barel di New York Mercantile Exchange. Sementara itu, patokan global, minyak mentah Brent North Sea untuk pengiriman Desember naik US$0,54 menjadi ditutup pada US$50,47 per barel di London ICE Futures Exchange.

Harga minyak telah berada di bawah tekanan dalam tiga sesi sebelumnya, setelah Menteri Minyak Irak Jabar Ali al-Luaibi mengatakan pada Minggu (23/10) bahwa negaranya, produsen terbesar kedua di OPEC, ingin dibebaskan dari pemotongan produksi karena membutuhkan lebih banyak uang untuk memerangi kelompok militan ISIS.

Harga minyak mentah terangkat pada Kamis setelah para menteri energi dari Arab Saudi dan aliansinya di Teluk, mengatakan mitra mereka Rusia minggu ini bersedia untuk mengurangi produksi minyaknya hingga empat persen, menurut laporan media.

OPEC pada bulan lalu sepakat untuk mengurangi produksi minyak menjadi 32,5 juta barel per hari dari tingkat saat ini 33,24 juta barel per hari guna meningkatkan pasar. Kelompok ini akan menyetujui tingkat konkret produksi untuk masing-masing negara pada pertemuan resmi berikutnya di Wina pada November.

Harga minyak juga mendapat dukungang setelah data pemerintah menunjukkan persediaan minyak mentah AS secara tak terduga menurun pekan lalu.

Badan Informasi Energi AS (EIA) mengatakan dalam laporan mingguannya pada Rabu (26/10) bahwa persediaan minyak mentah AS kehilangan 600.000 barel pekan lalu, bertentangan dengan konsensus pasar untuk kenaikan 1,7 juta barel. (DR/ANT)