JAKARTA– Harga minyak mentah dunia naik hampir 6 persen pada Rabu waktu AS atau Kamis pagi setelah Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) untuk pertama kali sejak 2008 sepakat memangkas produksi minyaknya yang akan diputuskan pada pertemuan resmi November mendatang. Sebelum ini pasar energi kelebihan suplai sehingga terus menekan harga minyak.

Harga minyak Brent naik US$2,72 atau 5,9 persen pada US$48,69 per barel, dengan sempat mencapai tertinggi dalam dua pekan US$48,96, sedangkan harga minyak West Texas Intermediate (WTI) melonjak US$2,38 atau US$5,3 pada US$47,05 setelah mencapai yang terlemah US$47,45 sejak 8 September.

“Kami telah memutuskan untuk mengurangi produksi sekitar 700.000 barel per hari,” kata Menteri Perminyakan Iran Bijan Zanganeh seperti dikutip Reuters.

Pada Forum Eenergi Internasional yang berlangsung di Algiers, Aljazair, dari 26 sampai 28 September, OPEC sepakat mengurangi output sampai 32,5-33,0 juta barel per hari dari tingkat output saat ini 33,24 juta barel per hari.

Harga minyak yang naik ini berpengaruh ke pasar saham. Indeks harga saham energi di Wall Street melonjak 4 persen yang merupakan pencapaian sehari terbaik sejak Januaria silam.

Namun berapa banyak setiap negara akan memproduksi minyak akan diputuskan pada pertemuan resmi OPEC 30 November mendatang di mana OPEC juga akan meminta negara-negara non-OPEC seperti Rusia untuk menempuh langkah serupa.

Menurut Phil Flynn, analis pada Price Future Group, ini kesepakatan bersejarah. Ini kali pertama kali OPEC dan non-OPEC bersama-sama bersepakat dalam satu dekade terakhir. “Ini akan menciptakan landasan untuk minyak dan mestinya menaikkan harga minyak sampai 60-an dolar AS,” kata Flynn. (DR)