JAKARTA – Harga minyak mentah Indonesia (Indonesia Crude Price/ICP) kembali melanjutkan tren positif pada Januari 2017. Berdasarkan perhitungan formula ICP, rata-rata harga minyak mentah Indonesia pada awal 2017 mencapai US$51,88 per barel. Posisi tersebut melanjutkan capaian positif ICP pada akhir 2016 yang naik tipis US$0,79 per barel menjadi US$51,09 per barel.

ICP naik peningkatan seiring kenaikan harga minyak dunia di pasar internasional. Kesepakatan negara produsen minyak yang tergabung dalam OPEC pada akhir tahun lalu untuk memangkas produksi masih menjadi pemicu utama penguatan harga minyak.

Apalagi OPEC juga merilis data pada Januari 2017 (OPEC MOMR Januari 2017), produksi minyak dunia turun 0,3 juta barel per hari menjadi 96,92 juta barel per hari. Sementara laporan IEA (International Energy Agency) pada Januari 2017, suplai minyak dunia turun hingga 0,63 juta barel per hari menjadi 97,63 juta barel per hari.

Kenaikan harga minyak juga dipicu oleh permintaan minyak mentah dunia 2017 yang direvisi naik dari proyeksi bulan sebelumnya sebesar 40 ribu barel per hari menjadi 95,6 juta barel per hari. Hal itu ditambah dengan proyeksi pertumbuhan ekonomi dunia 2017 pada publikasi OPEC yang meningkat dibandingkan bulan sebelumnya sebesar 0,1 persen menjadi 3,2 persen.

Stok komersial negara-negara OECD pada November 2016 turun 34,3 juta barel dibandingkan bulan sebelumnya menjadi 2.993 juta barel.
Pelemahan nilai tukar dolar Amerika Serikat turut andil dalam mengkatrol harga minyak dunia. Selama Januari, dolar AS mengalami tren pelemahan terhadap mata uang utama dunia lainnya.
Komaidi Notonegoro, Direktur Eksekutif Reforminer Institute, mengungkapkan ke depan tren positif harga minyak dunia masih bisa berlanjut terlebih dengan mulai menggeliat lagi beberapa negara yang sempat anjlok perekonomiannya pada tahun lalu, seperti Rusia dan Brazil. Serta beberapa negara yang melanjutkan pertumbuhan baik seperti China, India dan Jepang.

Menurut Komaidi, salah satu faktor terbesar yang sedang dinantikan adalah kebijakan dari presiden baru Amerika Serikat Donald Trump. Di sektor minyak kebijakan Trump akan berdampak positif terhadap harga minyak dunia.

“Amerika Serikat jadi kunci ada dua poin. Pertama, pertumbuhan ekonomi mereka positif dan kebijakan Trump yang sewaktu-waktu bisa merubah keadaan, tapi dari sisi minyak positif,” tandas Komaidi.(RI)