JAKARTA – Harga minyak mentah Indonesia atau Indonesian Crude Price (ICP) melonjak US$5,56 per barel menjadi US$67,43 per barel pada April 2018 dibanding harga rata-rata Maret sebesar US$ 61,87 per barel pada Maret 2018.

Kenaikan ICP seiring perkembangan harga rata-rata minyak mentah utama di pasar internasional. Dated Brent naik sebesar US$5,90 per barel dari US$65,90 per barel menjadi US$71,80 per barel. Untuk Brent (ICE) naik sebesar US$5,04 per barel dari US$66,72 per barel menjadi US$71,76 per barel.

Kenaikan juga dialami WTI (Nymex) naik sebesar US$3,56 per barel dari US$62,77 per barel menjadi US$ 66,33 per barel. Basket OPEC (s.d. tanggal 27 April 2018) naik sebesar US$4,54 per barel dari US$63,76 per barel menjadi US$68,30 per barel.

Berdasarkan data Tim Harga Minyak Indonesia, kenaikan harga ICP sejalan dengan harga minyak mentah di pasar internasional yang menguat.

Ada beberapa faktor kenaikan harga minyak, diantaranya Permintaan minyak mentah global yang berdasarkan publikasi OPEC April 2018 terdapat pertumbuhan permintaan minyak dunia untuk 2018 yang telah disesuaikan lebih tinggi sekitar 30 ribu barel per hari dibanding dengan penilaian bulan sebelumnya, sehingga menjadi sebesar 1,63 juta barel per hari.

Berdasarkan publikasi International Energy Agency (IEA) di April 2018, pada 2018 secara keseluruhan, permintaan minyak diperkirakan tumbuh sebesar 1,5 juta barel per hari. Permintaan Organization for Economic Cooperation and Development (OECD) pada kuartal I 2018 telah direvisi naik 315 ribu barel per hari.

Energy Information Administration (EIA) di April 2018 juga merilis laporan bahwa stok distillate fuel oil Amerika Serikat April 2018 turun 6,3 juta barel dibanding Maret 2018 menjadi 122,7 juta barel.

Stok gasoline Amerika Serikat pada April 2018 turun 2,8 juta barel dibanding Maret 2018 menjadi 236,8 juta barel.

Berdasarkan publikasi OPEC di April 2018, tren pertumbuhan perekonomian global yang terus berlanjut dengan tingkat pertumbuhan global sebesar 3,8%. Pertumbuhan perekonomian naik  dari perkiraan bulan sebelumnya, meliputi kawasan Eropa, Inggris dan Brazil.

Selain itu, jada faktor peningkatan ketegangan geopolitik di wilayah Timur Tengah akibat penyerangan udara dari Amerika Serikat, Perancis dan Inggris kepada Suriah. Pemboman tersebut merupakan intervensi terbesar oleh negara-negara Barat terhadap Suriah dan sekutunya-sekutunya termasuk Rusia.

Peningkatan throughput kilang. Berdasarkan publikasi IEA di bulan April 2018, terdapat peningkatan aktivitas kilang pengolahan, setelah dua tahun pertumbuhan yang relatif rendah, penambahan kapasitas kilang kembali membaik. Utamanya di Amerika dan kawasan timur tengah.

Untuk kawasan Asia Pasifik, kenaikan harga minyak mentah juga dipengaruhi  peningkatan permintaan minyak di India, yang digunakan untuk pemenuhan kebutuhan pembangunan infrastruktur pemerintah, dan Korea Selatan, yang digunakan untuk kebutuhan industri petrokimia. Serta ditambahkan kondisi pertumbuhan perekonomian di India dan China yang tinggi.(RI)