JAKARTA– Harga minyak menguat menjelang pertemuan Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak atau OPEC dan perusahaan shale-oil Amerika di Houston, AS meningkatkan harapan bahwa produsen minyak akan membahas lebih lanjut bagaimana mengatasi kelebihan pasokan global.

Laporan Reuters menyebutkan, Brent, patokan internasional harga minyak mentah berjangka, naik US$ 36 sen atau sekitar 0,6 persen menjadi US$64,73 per barel. Sementara itu, patokan Amerika, minyak mentah West Texas Intermediate (WTI), menguat US$35 sen atau sekitar 0,6% menjadi US$61,60 per barel.

Menteri perminyakan OPEC ) dan pelaku minyak global lainnya akan berkumpul di Houston saat CERAWeek, konferensi industri energi terbesar, dimulai Senin waktu setempat.
Mohammad Barkindo, Sekjen OPEC , dan pejabat OPEC lainnya diperkirakan menggelar makan malam, Senin, dengan perusahaan shale-oil Amerika Serikat di sela-sela konferensi tersebut.

Peningkatan produksi shale-oil Amerika menjadi hambatan atas komitmen OPEC untuk mengrangi kelebihan pasokan minyak global yang berkepanjangan dan menaikkan harga.
Perusahaan energi Amerika menambahkan satu rig minyak pada pekan hingga 2 Maret 2018. Dengan demikian, jumlah total rig menjadi 800, tertinggi sejak April 2015, menurut laporan mingguan Baker Hughes.

Rencana AS mengenakan tarif impor aluminium dan baja menjadi sentimen positif yang bisa menekan harga komoditas. Industri minyak AS mengungkapkan, pengenaan tarif bisa menurunkan jumlah pekerja sektor ini. Ongkos yang lebih besar untuk bahan baku menyebabkan perusahaan-perusahaan perlu menghemat anggaran lainnya.

“Tarif impor menimbulkan kekhawatiran bahwa pertumbuhan ekonomi tidak akan mampu mendorong permintaan,” kata Gene McGillian, Director of Market Research Tradition Energy kepada Reuters.

Spekulan menaikkan taruhan bullish mereka terhadap harga WTI dan opsi dalam minggu hingga 27 Februari 2018 untuk pekan kedua berturut-turut, tutur Komisi Perdagangan Komoditas Berjangka Amerika, Jumat pekan lalu. (DR)