JAKARTA– Harga minyak mentah di pasar global turun hingga 2%pada penutupan perdagangan Jumat atau Sabtu pagi WIB karena kenaikan persediaan minyak mentah Amerika Serikat (AS) saat Perhimpunan Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) tengah mengurangi kelebihan produksi di dunia.

Warta yang dilansir Reuters menyebutkan, harga minyak Brent dalam perdagangan berjangka berada di angka US$ 51,96 per barel, turun 2% atau sekitar US$ 1,03 dibandingkan dengan penutupan sehari sebelumnya. Sedangkan harga minyak AS West Texas Intermediate (WTI) dalam perdagangan berjangka berakhir di US$ 49,62 per barel, turun 2,2% atau US$ 1,09.

Pada pekan ini, harga minyak Brent yang merupakan patokan harga dunia, luruh 7% . Adapun harga minyak mentah AS turun 6,7%. Ini merupakan penurunan mingguan terbesar kedua sejak 10 Maret 2017 karena adaya kekhawatiran terhadap peningkatan pasokan minyak di dunia.

Produksi minyak AS saat ini berada di level tertinggi sejak Agustus 2015. Produksi minyak Paman Sam diproyeksikan terus naik ke depannya karena beberapa perusahaan pengeboran minyak di AS terus menambah sumur pengeboran dalam beberapa pekan terakhir.

Peningkatan produksi minyak mentah di AS ini berlawanan dengan apa yang dilakukan oleh OPEC dan beberapa negara non-OPEC yang menahan produksi untuk mendorong harga minyak. Matt Smith, Direktur Riset Komoditas Clipperdata, mengatakan banyak yang berharap OPEC melanjutkan rencana pemangkasan produksi yang semula hanya dijadwalkan enam bulan. “Aksi jual hari ini dan juga pekan ini karena fakta bahwa memang produksi cukup tinggi,” katanya.

OPEC dan 11 negara non-OPEC pada November 2016 sepakat untuk memangka produksi minyak atau mengendalikan produksi minyak untuk mendorong kenaikan harga minyak. Kesepakatan tersebut akan berlangsung selama enam bulan sejak Januari hingga Juni. Sebagian besar pelaku pasar melihat bahwa pemangkasan tersebut akan lebih efektif jika waktunya diperpanjang.

Pada Jumat, Komisi Perdagangan Berjangka Komoditas AS menunjukkan total posisi long di minyak mentah AS meningkat dalam sepekan hingga 18 April menjadi yang tertinggi dalam lebih dari sebulan yakni sebesar 355.077. Tapi harga minyak telah merosot dalam beberapa hari terakhir, sama seperti pada Maret 2017.

Investor pun masih berharap OPEC memperbarui pengurangan produksinya selama enam bulan lagi. Sebuah komite teknis anggota OPEC dan non-OPEC merekomendasikan untuk memperpanjang pemotongan hampir 1,8 juta barel per hari (bpd) pada pertemuan 25 Mei mendatang. (DR)