JAKARTA– Harga minyak mentah global ditutup melemah pada Selasa (atau Rabu WIB), mengakhiri kenaikan empat hari beruntun didorong oleh sikap para pedagang mengambil keuntungan (profit taking) setelah menguat tajam baru-baru ini.

Patokan AS, minyak mentah light sweet atau West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Juni, turun US$0,19 menjadi menetap di US$48,66 per barel di New York Mercantile Exchange.Sementara itu, patokan Eropa, minyak mentah Brent North Sea untuk pengiriman Juli, berkurang US$0,17 menjadi ditutup pada US$51,65 per barel di London ICE Futures Exchange.

Pada Senin (15/5), harga minyak naik untuk sesi keempat berturut-turut, dengan minyak AS dan minyak mentah Brent melonjak lebih dari enam persen dalam empat sesi terakhir, setelah Arab Saudi dan Rusia mengatakan kesepakatan pemotongan minyak mentah perlu diperluas hingga 2018.

Menteri Energi Arab Saudi dan Rusia mengatakan bahwa pemotongan produksi minyak mentah yang dipimpin OPEC akan diperpanjang dari pertengahan tahun ini sampai Maret 2018. Seperti dikutip Reuters, mereka menyatakan pemotongan pasokan harus diperpanjang selama sembilan bulan, sampai Maret 2018, yang lebih lama dari perpanjangan opsional enam bulan yang ditentukan dalam kesepakatan tersebut.

Para menteri juga mengatakan bahwa mereka berharap produsen-produsen lainnya akan mengikuti pemotongan pasokan.

Sementara itu, Menteri Perminyakan Kuwait Essam al-Marzouq mengatakan pada Selasa (16/5) bahwa dia mendukung pemangkasan pasokan sampai akhir Maret 2018, menggemakan saran dari produsen utama Arab Saudi dan Rusia pada Senin (15/5), menurut laporan media. Para investor juga terus memantau data stok minyak mentah AS, yang dijadwalkan akan rilis oleh Badan Informasi Energi AS (EIA) pada Rabu waktu setempat. (dr)