JAKARTA- Harga minyak jenis Light Sweet untuk pengiriman Juli ditutup naik 54 sen atau 1,1% ke level US$ 48,62 per barel di New York Mercantile Exchange, Selasa (Rabu pagi WIB). Level harga tersebut merupakan level tertinggi sejak Oktober 2015 lalu. Harga minyak Brent yang merupakan patokan Eropa, naik 26 sen atau 0,5 persen ke level US$ 48,61 per barel di ICE Futures Europe. Untuk pertama kalinya di tahun ini, patokan harga minyak Brent ini di bawah patokan harga Amerika Serikat.

Kenaikan harga minyak kali ini disebabkan pedagang mengharapkan data yang menunjukkan penurunan persediaan komersial Amerika dan masalah produksi di Nigeria.Selain itu, harga minyak masih terdampak kebakaran hutan di sekitar fasilitas produksi minyak di Kanada yang merupakan pemasok minyak mentah terbesar AS.

Bob Yawger dari Mizuho Securities USA mencatat harga minyak dipengaruhi situasi di Nigeria yang tidak dapat menjamin pasokan minyak kepada pelanggan. Harga minyak mentah telah pulih sejak terjun ke dekat posisi di bawah US$ 30 per barel pada bulan Februari lalu di tengah pasokan global yang melimpah. “Secara keseluruhan pasar masih dalam uptrend seiring proses berpikir yang dalam jangka panjang akan menyeimbangkan dan memperketat pasokan,” kata KyleCooper di IAF Advisors.(RI)