JAKARTA– Harga minyak dunia terus jatuh pada Kamis (Jumat pagi WIB) dan mencapai level terendah sejak awal 2009.  Patokan AS, minyak mentah light sweet atau West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Januari, jatuh ke tingkat terendah sejak awal 2009, kehilangan US$ 40 sen menjadi berakhir di US$ 36,76 per barel di New York Mercantile Exchange.

Patokan Eropa, minyak mentah Brent untuk pengiriman Januari, merosot US$38 sen menjadi menetap di US$39,73 per barel pada perdagangn London. Itu penutupan pertama Brent di bawah batas US$40 sejak Februari 2009.

Penurunan harga itu terjadi  setelah Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak atau OPEC melaporkan produksinya pada November 2015 mencapai tingkat tertinggi dalam tiga setengah tahun karena kartel berusaha mengusir produsen berbiaya tinggi dari pasar.

“Anda hanya melihat berlanjutnya psikologi bearish: persediaan sangat tinggi, produksi tinggi, permintaan lemah dan tidak ada berita riil keluar untuk mendorong harga,” kata Mike Lynch dari Strategic Energy & Economic Research seperti dikutip Xinhua.

OPEC melaporkan produksi kolektif mereka naik 230.100 barel per hari pada November menjadi 31,7 juta barel, karena kelompok itu bertempur untuk menahan pangsa pasar dalam menghadapi kemerosotan harga.

Produksi kartel menyumbang sekitar 40% dari produksi minyak mentah global. Jumat lalu, OPEC memutuskan untuk mempertahankan produksi minyak mentahnya pada tingkat saat ini di pasar yang sudah kelebihan pasokan.
Tetapi OPEC dalam laporan bulanannya juga meramalkan bahwa strateginya untuk menekan produsen-produsen berbiaya tinggi, seperti pengebor minyak serpih (shale) di Amerika Serikat, akan berbuah tahun depan.

OPEC memperkirakan produksi oleh negara-negara di luar kartel pada 2016 akan turun 380.000 barel per hari menjadi rata-rata 57,14 juta barel per hari. Setengah dari itu akan datang dari Amerika Serikat.

Tetapi mereka memperkirakan hanya sedikit untuk mengurangi kelebihan pasar yang ada. Pasokan OPEC 200.000 barel per hari lebih tinggi pada November daripada Oktober, dan produksi non-OPEC 280.000 barel per hari lebih tinggi.

Tim Evans, analis dari Citi Futures, seperti dikutip AFP, mengatakan kombinasi pasokan OPEC dan non-OPEC yang lebih kuat diterjemahkan ke dalam surplus saat ini yang lebih besar, sekalipun perkiraan secara keseluruhan untuk 2016 dipertahankan pada tingkat yang sama dengan sebulan lalu.

Pertemuan OPEC pekan lalu gagal menetapkan batas produksi baru. Pagu produksi saat ini 30 juta barel per hari telah hampir ditinggalkan oleh anggota-anggotanya karena mereka telah memompa lebih dari tingkat ini dalam beberapa bulan terakhir.

OPEC mengatakan ingin bekerja sama dengan eksportir minyak non-OPEC berpengaruh seperti Rusia dan Amerika Serikat, atas keseimbangan pasar minyak dunia.

Badan Energi Internasional (IEA) mengatakan pendapatan tahunan OPEC bisa jatuh menjadi US$ 550 miliar dari rata-rata lebih dari US$1 triliun dalam lima tahun terakhir.

Jamie Webster, Direktur Senior di IHS Energy, mengatakan OPEC belum siap untuk menurunkan produksi minyaknya. Sementara itu, produksi minyak di Amerika Serikat, pesaing kuat dari OPEC, bisa terus menurun pada 2016 mungkin menyebabkan harga minyak naik pada semester kedua tahun itu. (DR)