JAKARTA – Laporan International Monetary Fund (IMF) yang memproyeksikan penurunan pertumbuhan global direspon negatif. Harga minyak anjlok ke posisi terendah dalam dua bulan terakhir.

Patokan AS, minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Agustus, turun 59 sen menjadi US$44,65 per barel pada Selasa (Rabu pagi WIB), terendah sejak pertengahan Mei 2016. Harga minyak juga jatuh di London, yakni kontrak Brent untuk pengiriman September turun 30 sen menjadi US$46,66 per barel.

Dalam laporannya IMF memperkirakan pertumbuhan ekonomi dunia akan menjadi 3,1% tahun ini, lebih rendah dari perkiraan pada April. Pertumbuhan yang secara keseluruhan lebih lambat kemungkinan akan mengurangi ekspansi permintaan minyak mentah.

Selain itu, tertekannya harga minyak juga dipicu oleh sikap pasar yang masih berhati-hati terhadap kondisi stok minyak AS yang diperkirakan akan menurun. Para analis pasar minyak menunjukkan stok minyak mentah AS kemungkinan turun 2,2 juta barel pada pekan lalu.

Beberapa faktor lainnya yang menyebabkan harga minyak anjlok antara lain persediaan global tetap sangat tinggi, dan dampak potensial dari peningkatan ekspor Iran, persaingan Saudi-Iran untuk pangsa pasar.(RI)