NEW YORK – Harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI), patokan Amerika Serikat, untuk pengiriman Mei, turun 26 sen dan ditutup di level US$41,50 per barel di New York Mercantile Exchange, Kamis (Jumat pagi WIB). Di London, minyak mentah Brent North Sea untuk pengiriman Juni, patokan internasional untuk minyak mentah, turun 34 sen menjadi US$43,84 per barel, dibanding penutupan Rabu.

Koreksi harga minyak dipengaruhi laporan Badan Energi Internasional (IEA) dan sikap pelaku pasar yang menunggu pertemuan produsen minyak di Doha, Qatar, akhir pekan ini.

Laporan bulanan Badan Energi Internasional yang diterbitkan pada Kamis, mengatakan kelebihan pasokan global kemungkinan akan berkurang pada akhir 2016. IEA memproyeksikan surplus minyak akan jatuh menjadi 200.000 barel per hari pada semester II 2016, dari 1,5 juta barel per hari dalam enam bulan pertama.

“Laporan IEA dan isu-isu yang berkaitan dengan pasokan yang telah menyokong pasar,” kata Bob Yawger dari Mizuho Securities USA.

Dalam laporannya, lembaga itu masih mengantisipasi pertumbuhan permintaan minyak yang stabil dan penurunan pasokan dari negara-negara produsen non-OPEC.

“Skenario ini sekarang mengambil bentuk dan pasar minyak tampaknya akan bergerak mendekati keseimbangan pada semester kedua tahun ini,” kata Yawger.

IEA mengesampingkan harapan bahwa pertemuan para produsen OPEC dan non-OPEC pada Minggu (17/4) di Doha, bisa terbukti signifikan dalam mengatasi ketidakseimbangan pasar.”Kita tidak bisa tahu hasilnya tetapi jika ada terjadi pembekuan produksi, bukan pemotongan, dampak pada pasokan minyak fisik akan terbatas,” kata IEA dalam laporannya.

Pelaku pasar masih menunggu hasil pertemuan di Doha setelah harga minyak merosot hingga di bawah US$30 per barel antara pertengahan 2014 hingga Februari 2016 akibat kelebihan pasokan global dan kelebihan produksi. “Saya pribadi tidak berpikir akan ada kesepakatan apapun yang signifikan,” tukas Yawger.

Sanjeev Gupta, analis minyak dan gas EY, seperti dikutip AFP, mengatakan data ekonomi kuartal I Tiongkok yang akan keluar besok (Jumat) dan hasil pertemuan Doha akan mengatur pergerakan harga jangka pendek.(AT)