JAKARTA – PT Surya Esa Perkasa Tbk (ESSA) pada delapan bulan 2017 mencatat produksi LPG (liquified natural gas) sebesar 45.867 metric ton (MT) di kilang Palembang, Sumatera Selatan. Mukesh Agrawal, Technical Director Surya Esa, mengatakan untuk produksi kondensat per Agustus kemarin mencapai 110.403 barrel.

“Produksi LPG lebih tinggi 5% menjadi 199 ton per hari, dari desain kilang 190 ton per hari,” kata Mukesh di Jakarta, belum lama ini.

Mukesh menambahkan, sepanjang periode 2017 terjadi kenaikan harga LPG sebesar 36% menjadi US$ 427 per MT dari sebelumnya US$ 313 per MT pada 2016.

Surya Esa memproyeksikan pendapatan pada 2017 sebesar US$ 35 juta atau naik 20% dibanding 2016 sebesar US$ 29 juta. Sepanjang periode Agustus 2017, pendapatan perseroan tercatat US$ 22,4 juta, naik 15% dibanding periode yang sama tahun sebelumnya US$ 19,4 juta.

Surya Esa mendapatkan pasokan gas untuk proses produksi kilang LPG dari PT Pertamina EP sampai dengan 2022.

Saat ini Surya Esa tengah menyelesaikan pembangunan pabrik pengolahan amonia, di Kecamatan Banggai, Sulawesi Tengah. Perseroan menggelontorkan investasi US$ 604 juta hingga Agustus 2017, dari total investasi senilai US$ 830 juta. Ditargetkan pada Januari 2018 pabrik tersebut mulai beroperasi secara komersial.

Prakash Bumb, Vice President Finance Surya Esa, mengatakan nantinya sebanyak 70% lebih pendapatan akan diperoleh dari penjualan ammonia dan sisanya dari LPG. Hal ini dipicu dari harga jual amonia yang diyakini lebih tinggi dibanding harga LPG, sehingga secara pendapatan diprediksi akan meningkatkan lebih dari 300%.

“Pembeli utama 100% dari Mitsubishi Corporation Jepang. Mereka nanti jual lagi hasil olahannnya ke pabrik lain,” kata Prakash.

Pabrik amonia ini ditargetkan akan memproduksi 2.000 ton amonia per hari atau 700.000 ton per tahun.

Prakash menambahkan, dengan beroperasinya pabrik baru, pendapatan perseroan tahun depan akan menjadi US$ 150 juta. Surya Esa juga telah menyiapkan belanja modal (capital expenditure/capex) sebesar US$ 100 juta untuk tahun depan.

“Kami juga evaluasi LNG terminal karena infrastruktur pipanya sedang dibangun dan juga kilang elpiji baru kita akan evaluasi,” tandas Mukesh.(RA)