JAKARTA – PT Mitrabahtera Segara Sejati Tbk (MBSS) akan menambah jumlah armada untuk meningkatkan layanan kepada klien, khususnya perusahaan-perusahaan batu bara. Belanja modal (capital expenditure/capex) 2018 sebesar US$27,2 juta di antaranya akan dialokasikan untuk menambah jumlah armada yang per Desember 2017 sebanyak 69 set, yang terdiri dari tugboat dan burge.

Lucas Djunaidi, Vice President Director Mitrabahtera, mengatakan perseroan pernah memiliki jumlah armada hingga 80 set, namun seiring berjalannya waktu jumlah armada tersebut tidak ekonomis digunakan sehingga kemudian dilakukan evaluasi.

“Pada 2016 kan ada impairement untuk melepas aset yang menurut kami tidak ekonomis, sehingga jumlah armada turun menjadi 69 set,” ujar Lucas kepada Dunia Energi di Jakarta, belum lama ini

Armada pengangkutan batu bara Mitrabahtera Segara.

Dia menambahkan seiring perkembangan harga komoditas yang membaik, ada klien yang kemudian meminta dukungan untuk jasa perkapalan. Mitrabahtera, anak usaha PT Indika Energy Tbk (INDY) tersebut pun sudah mulai membeli armada, baik yang baru maupun second hand yang usianya masih muda.

“Kami berusaha untuk bisa balik ke level yang dulu (80). Per 31 Desember 2017 jumlah armada 69, saat ini sudah 71 set. Saat ini kita sudah order lagi, lagi nunggu delivery,” ungkap Lucas.

Pada kuartal I 2018, Mitrabahtera membukukan pendapatan US$14,4 juta, turun 8,8% dibanding periode sama tahun sebelumnya sebesar US$ 15,8 juta. Penurunan terjadi baik di segmen tongkang dan floating crane, di mana segmen tongkang turun 6,3%.

Seiring dengan itu, perseroan mencatat rugi kotor sebesar US$1,8 juta, EBITDA sebesar US$ 2,0 juta dan rugi bersih sebesar US$ 5,5 juta.

Curah hujan yang tinggi  di beberapa daerah tambang milik produsen batu bara menyebabkan banjir sehingga mempengaruhi pasokan batu bara. Alhasil, berpengaruh pada kontribusi pendapatan yang lebih rendah dari klien perseroan, seperti PT Adaro Energy Tbk dan PT Mitra Maju Sukses masing-masing menjadi sebesar US$0,5 juta, US$ 0,4 juta.

Selain itu, ada penurunan US$ 0,8 juta dalam pendapatan floating crane karena jadwal FC Vittoria docking untuk kuartal pertama 2018. Aset mengalami insiden kebakaran yang tidak terduga dan sangat tidak terduga saat sebelum tanggal pemasangan. Selama periode docking, FC Vittoria tidak dapat menghasilkan pendapatan.

Namun pendapatan Mitrabahtera berpotensi meningkat mulai kuartal II seiring kontrak lima tahun dari Muji Line senilai US$78 juta. Selain itu, Mitrabahtera juga telah memperoleh  kontrak dasar dengan PT Galley Andhika Arnawama untuk menyediakan layanan logistik bagi produsen nikel berlokasi di Sulawesi, dengan perkiraan backlog sebesar US$ 2,1 juta untuk satu tahun dan opsi perpanjangan satu tahun.(RA/AT)