JAKARTA – Kenaikan harga jual rata-rata (Average Selling Price/ASP) batu bara dan peningkatan volume penjualan mendorong pendapatan PT Toba Bara Sejahtra Tbk (TOBA) naik 43,9% menjadi US$304,1 juta pada sembilan bulan 2018 dibanding periode yang sama tahun lalu US$211,3 juta. Harga jual batu bara tercatat naik 24,5% menjadi US$73,7 per ton dibanding periode sembilan bulan 2017 sebesar US$59,2 per ton.

Iwan Sanyoto, Head of Investor Relation Toba Bara, mengatakan volume penjualan batu bara Toba Bara pada sembilan bulan 2018 sebesar 3,8 juta ton, naik 8,6% dibanding periode yang sama tahun lalu. Taiwan, Malaysia, India dan Korea Selatan menjadi tujuan utama ekspor batu bara Toba Bara, masing-masing berkontribusi 22,6%; 16,7%; 14,1% dan 12,9%.

Batu bara yang dijual Toba Bara berasal dari produksi tiga anak usahanya, yakni PT Adimitra Baratama Nusantara, PT Indomining dan PT Trisera Mineral Utama. Hingga September 2018, produksi batu bara dari tiga anak usahanya mencapai 4,04 juta ton. Produksi kuartal III tercatat paling besar yakni 1,53 juta ton, dibanding kuartal I dan II yang masing-masing sebesar 1,23 juta ton dan 1,28 juta ton.

“Hingga akhir 2018, Toba Bara memproyeksikan produksi batu bara sebesar 5 juta-6 juta ton,” ujar Iwan Sanyoto, pada laporan yang dirilis perseroan, Senin (5/11),

Toba Bara melalui tiga anak usahanya mengoperasikan tiga konsensi tambang di Distrik Sangasanga, Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur. Total wilayah konsesi yang dioperasikan seluas 7.087 hektar.(AT)