BANDUNG – Harga gas bumi harus mengacu kepada keekonomian pengembangan lapangan dan infrastruktur, yakni fasilitas alir gas.

Mamit Setiawan, Direktur Eksekutif Energy Watch, mengatakan penetapan harga gas bumi harus mempertimbangkan kesetaraan antara kepentingan produsen dan konsumen.

“Menertibkan para trader (badan usaha niaga) tanpa fasilitas dan perkembangan jaringan distribusi, serta transparansi biaya baik di hulu maupun hilir. Supaya kita tahu berapa cost per 1 MMBTU, sehingga kita bisa menghitung harganya,” kata dia dalam acara workshop di Bandung, Jumat.

Menurut Mamit, harga gas bumi dapat berupa eskalasi. Dalam hal pemilihan model gas bumi seharusnya mempertimbangkan pendapatan negara.

Selain itu, pemerintah dalam hal ini harus melakukan percepatan pembangunan infrastruktur yang terintegrasi antara penyediaan dan kebutuhan gas. “Dengan demikian, diharapkan akan mengoptimalkan kebutuhan dalam negeri,” tandas dia.(RAP)