JAKARTA– Kontrak emas berjangka di divisi COMEX New York Mercantile Exchange berakhir lebih rendah untuk sesi kedua berturut-turut pada Selasa (Rabu pagi WIB) karena para investor lebih tertarik terhadap pasar saham yang sedang berkembang. Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Desember 2017, turun US$ 3 atau 0,22%, menjadi menetap di US$1.332,7 per ounce.

Logam mulia mendapat tekanan lebih lanjut dari greenback. Indeks dolar AS, sebuah ukuran dolar AS terhadap sekeranjang mata uang utama lainnya, terus menguat pada Selasa (12/9), naik 0,05 persen mencapai 91,94 pada pukul 17.09 GMT.

Emas dan dolar AS bergerak berlawanan arah. Saat dolar AS naik, emas berjangka akan turun karena emas yang diukur dengan dolar AS menjadi lebih mahal bagi para investor.
Sedangkan untuk logam mulia lainnya, perak untuk pengiriman Desember turun US$1,2 sen atau 0,07% , menjadi ditutup pada US$17,89 per ounce. Platinum untuk penyerahan Oktober 2017 turun US$12,3 atau 1,23%, menjadi menetap di US$986,5 per ounce.

Sementara itu, harga minyak naik tipis pada perdagangan Selasa (12/9), setelah Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak Minyak (OPEC) mengatakan bahwa output sepanjang Agustus 2017 mengalami penurunan dalam laporan bulanannya.

Laporan yang dilansir kantor berita Xinhua yang dikutip Antara menyebutkan, patokan Amerika Serikat, minyak mentah berjangka light sweet atau West Texas Intermediate, untuk kontrak pengiriman Oktober, menguat US$16 sen menjadi US$48,23 per barel di New York Mercantile Exchange. Sedangkan minyak mentah Brent untuk kontrak pengiriman November–patokan Eropa dan internasional–bertambah US$43 sen menjadi ditutup pada posisi US$54,27 per barel di London ICE Futures Exchange.

Analis mengatakan bahwa laporan tersebut juga mengindikasikan kesepakatan pemotongan produksi OPEC dengan negara-negara non-OPEC membantu mengurangi kelebihan pasokan global.

Di sisi lain, pasar juga terus menilai dampak Badai Irma karena banyak kilang mulai beroperasi kembali dan mendongkrak permintaan untuk minyak mentah Amerika.
Laporan OPEC juga mengatakan bahwa dua badai yang menghantam Amerika Serikat akan mempengaruhi sisi permintaan.

Dampak Badai Harvey sangat merusak pusat energi di Texas dan Louisiana, yang mengingatkan efek destruktif dari badai di masa lalu, terutama Badai Katrina pada 2005. (dr)