JAKARTA – Harga emas tertekan pada perdagangan awal pekan ini seiring penguatan dolar Amerika Serikat. Kontrak emas di divisi COMEX New York Mercantile Exchange untuk pengiriman Desember, turun US$3,7 atau 0,29 persen menjadi US$1.273,10 per ounce pada Senin (Selasa pagi WIB).

Emas berada di bawah tekanan karena indeks dolar AS naik 0,03 persen menjadi 98,37 pada pukul 18.15 GMT.

Salah satu Butik Ems Logam Mulia ANTM yang sudah beroperasi.

Sementara itu, perak untuk Desember bertahan tak berubah di level US$ 17,796 per ounce. Platinum untuk pengiriman Januari turun US$2,8 atau 0,29 persen, menjadi US$978,60 per ounce.

Emas dan dolar AS biasanya bergerak berlawanan arah, yang berarti jika dolar AS naik maka emas berjangka akan jatuh, karena emas yang diukur dengan dolar AS menjadi lebih mahal bagi investor.

Namun demikian, penurunan lebih dalam logam mulia tertahan karena Indeks Dow Jones Industrial Average AS turun 22 poin, atau 0,12 persen pada pukul 18.15 GMT.

Laporan yang dirilis pada Senin oleh Departemen Perdagangan AS menunjukkan pendapatan pribadi meningkat 0,3 persen, sedikit lebih rendah dari konsensus, namun masih dalam kisaran konsensus.

Para analis mencatat penguatan belanja konsumen, yang meningkat sebesar 0,5 persen, berada pada sisi ujung tinggi dari ekspektasi.

Pedagang juga sedang menunggu rilis risalah pertemuan Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) pada Rabu (2/11), bersama dengan beberapa buah data ekonomi yang akan dirilis pekan ini.

Investor percaya The Fed akan menaikkan suku bunga dari 0,50 ke 0,75 selama pertemuan FOMC Desember. Menurut alat Fedwatch CME Group, probabilitas tersirat saat ini untuk menaikkan suku bunga dari 0,50 ke 0,75 adalah enam persen untuk pertemuan November, dan 73 persen pada pertemuan Desember.(AT/ANT)