JAKARTA – Penguatan dolar Amerika Serikat pasca kemenangan Donald Trump dalam pemilihan presiden AS terus menekan harga emas. Kontrak emas yang paling aktif di divisi COMEX New York Mercantile Exchange untuk pengiriman Desember turun US$2,6 atau 0,21 persen menjadi US$1.221,70 per ounce pada Senin (Selasa pagi WIB).

Sementara itu, perak untuk pengiriman Desember turun 48,9 sen, atau 2,81 persen, menjadi ditutup pada level US$16,893 per ounce. Platinum untuk pengiriman Januari turun US$9,6 atau 1,02 persen, menjadi ditutup pada US$933,60 per ounce.

Banyak investor percaya bahwa Presiden AS terpilih Donald Trump akan memiliki dampak positif pada peraturan-peraturan perbankan dan penguatan ekuitas perbankan hingga memberikan dukungan terhadap dolar AS.

Indeks dolar AS naik 0,86 persen menjadi 100,07 pada pukul 18.40 GMT. Indeks adalah ukuran dolar AS terhadap sekeranjang mata uang utama. Emas dan dolar biasanya bergerak berlawanan arah, yang berarti jika dolar naik maka emas berjangka akan jatuh karena emas yang diukur dengan dolar menjadi lebih mahal bagi investor.

Pasar ekuitas AS juga naik, dengan Dow Jones Industrial Average menambahkan 11 poin, atau 0,06 persen pada pukul 18.45 GMT.

Analis mencatat sangat sedikit berita pada Senin selain penguatan dolar AS, sejumlah besar laporan ekonomi akan dirilis pekan ini.

Laporan penjualan ritel akan diumumkan pada Selasa, indeks harga produsen dan laporan produksi industri dirilis pada Rabu (16/11), indeks harga konsumen, rumah baru dibangun (housing starts), klaim pengangguran mingguan, Survei Prospek Bisnis Federal Reserve Philadelphia akan dirilis pada Kamis (17/11), dan beberapa pejabat Federal Reserve dijadwalkan berbicara pada Jumat (18/11).(AT/ANT)