JAKARTA–  Harga emas berjangka di divisi COMEX New York Mercantile Exchange berakhir lebih rendah pada Kamis (Jumat pagi WIB) karena penguatan mata uang dolar Amerika Serikat (AS) menjelang pertemuan Federal Reserve AS (The Fed) pekan depan.

Kantor berita Xinhua melaporkan kontrak emas yang paling aktif untuk pengiriman Februari turun US$4,5 atau 0,42%, menjadi menetap di US$ 1.072 per ounce.  Harga emas berada di bawah tekanan karena Indeks Dolar AS naik 0,52 menjadi 97,91 pada pukul 17.45 GMT. Indeks adalah ukuran dari dolar terhadap sekeranjang mata uang utama.

Emas dan dolar biasanya bergerak berlawanan arah, yang berarti jika dolar naik emas berjangka akan jatuh karena emas yang diukur dengan dolar menjadi lebih mahal bagi investor pemegang mata uang lainnya.

Logam mulia terhindar dari kejatuhan lebih lanjut ketika laporan klaim pengangguran mingguan yang dirilis oleh Departemen Tenaga Kerja AS, Kamis, menunjukkan klaim awal meningkat 13.000 menjadi 282.000.

Para analis mencatat bahwa angka ini lebih buruk dari yang diperkirakan dan merupakan angka tertinggi dari ukuran tersebut sejak Juli. Namun, para analis yang sama percaya bahwa laporan ini tidak mungkin memengaruhi keputusan The Fed untuk meningkatkan suku bunga pada pertemuan Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) Desember.

Probabilitas tersirat saat ini untuk kenaikan suku bunga Desember berada di 85% menurut alat Fedwatch CMEGroup. Analis yakin bahwa pasar sepenuhnya memperhitungkan ekspektasi kenaikan suku bunga Desember, dan bahwa pasar sekarang belum yakin kapan kenaikan suku bunga berikutnya akan terjadi.

Harapan itu awalnya untuk penundaan kenaikan suku bunga hingga 2016, tetapi pertemuan FOMC pada akhir Oktober menegaskan bahwa The Fed ingin menaikkan suku sebelum akhir 2015.

Kenaikan suku bunga The Fed mendorong investor menjauh dari emas dan menuju aset-aset dengan imbal hasil, karena logam mulia tidak mengenakan suku bunga. Belum ada peningkatan suku bunga The Fed sejak Juni 2006, sebelum awal krisis keuangan Amerika.

Analis percaya prospek jangka panjang untuk logam mulia masih bearish dan bahwa beberapa kenaikan suku bunga kemungkinan akan memberikan tekanan yang luas pada logam mulia.

Selain itu ada indikasi lebih lanjut bahwa permintaan Tiongkok untuk emas kemungkinan akan turun, karena investor Tiongkok telah menjadi lebih cerdas dan membeli aktiva-aktiva berbunga yang lebih menguntungkan.

Perak untuk pengiriman Maret turun US$7,9 sen, atau 0,56%, menjadi ditutup pada US$ 14,11 per ounce. Platinum untuk pengiriman Januari turun US$ 9,9, atau 1,14%, menjadi ditutup pada US$855,90 per ounce. (DR)